Bagikan:

YOGYAKARTA –Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan alias Artificial Intelligence (AI) untuk mengatasi permasalahan macet. Pemasangan sendiri dilakukan oleh Dinas Perhubungan (Dishub) dan sampai saat ini pemasangan sudah dilakukan di 20 simpang jalan. Lalu, bagaimana cara kerja AI untuk urai kemacetan Jakarta?

Cara Kerja AI untuk Urai Kemacetan Jakarta

Secara umum, kecerdasan buatan atau AI adalah program komputer yang memang dirancang menyerupai kecerdasan yang dimiliki oleh manusia, termasuk di dalamnya kemampuan untuk mengambil keputusan, penggunaan logika, hingga hal-hal lain yang berkaitan dengan kecerdasan lain.

Saat ini banyak perusahaan teknologi yang menerapkan AI di berbagai bidang untuk meringankan pekerjaan manusia. Salah satu upaya penerapan AI untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia adalah AI untuk mengurai macetnya Jakarta.

Cara kerja AI pengurai kemacetan di Jakarta secara umum adalah dengan melakukan kegiatan analisis volume kendaraan di area persimpangan. AI pengurai kemacetan memakai data yang didapat dari satelit Google. Setelah hasil identifikasi volume kendaraan dilakukan, maka hasilnya akan digunakan untuk mengatur durasi lampu hijau agar lebih efektif.

Bentuk teknologi AI pengurai kemacetan di Jakarta sendiri adalah kamera ANPR atau Automatic Number Plate Recognition. Kamera ini biasanya dimanfaatkan untuk membaca plat nomor kendaraan yang terekam pada optik kamera. Kamera ini juga digunakan untuk sistem tilang elektronik yang diterapkan oleh Polri. Bedanya, kamera pengurai kemacetan Jakarta ditempatkan 100 meter sebelum titik persimpangan jalan.

Kamera yang terhubung dengan sistem AI akan menghitung volume lalu lintas kendaraan yang melewati persimpangan. Setelah itu akan dilakukan penghitungan siklus waktu, yang hasilnya digunakan untuk memperkirakan durasi lampu hijau maupun merah secara efektif. Semakin padat satu simpang, maka semakin mendapatkan prioritas melintas demi mengurangi kemacetan.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, saat ini pihaknya telah memasang 20 kamera yang dilengkapi dengan AI.

"Jadi, ada dua puluh simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan 'intelligent transport system' (sistem transportasi cerdas) di 'traffic light' (lampu lalu lintas)," jelasnya.

Menurutnya, penerapan AI tersebut cukup berpengaruh terutama dalam melakukan pemantauan serta mengatur waktu lampu lalu lintas (traffic light) dengan didasarkan data yang didapatkan dari data internal Google. AI juga mampu memperkuat fungsi sistem manajemen lalu lintas (adaptif forces) yang dijalankan. Selain itu juga mampu membantu menghitung volume kendaran di simpang secara aktual. Dengan demikian Dishub mampu membandingkan kapasitasn jalan dengan kepadatan lalu lintas (vc ratio).

Itulah cara kerja AI untuk urai kemacetan Jakarta. Kunjungi VOI.ID untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.