Bagikan:

JAKARTA - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria berbagi cerita saat dirinya dinyatakan positif COVID-19. Salah satunya adalah nafsu makannya bertambah, sehingga gagal menjalankan program diet.

"Sejak saya kena (COVID-19) saya ikuti arahan dari tim dokter, dinkes terus beri perhatian dan saya ikuti yang harus saya lakukan. Tidur yang cukup, berjemur, minum obat, vitamin, herbal itu yang penting. Kan memang saya maunya diet langsing, selama ini enggak makan nasi tapi sejak COVID bisa makan empat sampai lima kali. Jadi nafsu makannya tinggi," kata Riza dalam konferensi pers yang ditayangkan secara daring di akun YouTube BNPB, Jumat, 18 Desember.

Ternyata, rasa lapar ini memang efek samping dari obat penambah nafsu makan yang diberikan oleh dokter. Meskipun dietnya gagal, namun, Riza tak masalah karena asupan gizi dan nutrisi dari makanan memang dibutuhkannya dari masa penyembuhan.

Dalam kesempatan ini, politikus Partai Gerindra mengaku pernah dimarahi oleh tim dokter yang bertugas memeriksa dirinya. Sebabnya, saat itu, Riza meminum berbagai jenis obat yang diberikan oleh temannya.

"Banyak teman yang mengirim obat. Obat dari China, Korea, Jepang sampai Swiss datang semua. Obat herbal dari beberapa daerah masuk semua. Ya udah, bismillah aja, yang saya anggap baik saya minum," ungkapnya sambil tertawa.

"Kemudian kata dokter, 'waduh, kok Pak Wagub semuanya diminum?', ya sudah, bismillah saya yakin sembuh," ungkapnya.

Riza hingga saat ini juga kerap bertanya-tanya bagaimana dirinya bisa terpapar COVID-19, meski telah taat menjalankan protokol kesehatan. Namun, dia meyakini, dirinya memang tertular dari salah seorang staffnya.

"Jadi yang ingin saya sampaikan, kita tetap harus hati-hati. Disiplin sebaik apapun, potensi terpapar itu ada," tegasnya.

Lebih lanjut, setelah terpapar COVID-19 dan dinyatakan sembuh, Riza kini terus berupaya menjaga kesehatan dan imunitasnya. Salah satu caranya adalah dengan mengurangi kegiatan.

Dia mengatakan, dirinya adalah seseorang yang 'gila bekerja' selama tujuh hari dalam seminggu dan kurang waktu untuk beristirahat. Ritme kerja ini juga terus dia lakukan bahkan bertambah setelah dilantik menjadi Wakil Gubernur DKI Jakarta dan membuat dirinya kurang memikirkan kesehatannya.

Hanya saja, ritme ini kemudian berubah setelah dirinya dinyatakan positif COVID-19.  "Sejak COVID-19 ini ya kami jagalah. Jadi tidurnya yang cukup, terima tamu juga harus dibatasi. Kita boleh berbuat untuk kepentingan masyarakat tapi juga tidak kalah pentingnya menjaga kesehatan," pungkasnya.