JAKARTA - Gubernur Jateng Ganjar Pranowo memiliki solusi agar tak ada lagi tawuran pelajar. Hal itu menyusul, adanya aksi tawuran yang terjadi beberapa waktu belakangan ini.
Ganjar menyampaikan hal itu dalam peringatan Hari Anak Sedunia, Rembug Konco, Kids Take Over, yang diadakan melalui hybrid, dan terpantau melalui virtual. Acara diadakan oleh Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jateng, bekerja sama dengan Unicef Indonesia.
"Yaitu ada siswa sekolah, lari menyerang ke sekolah lain menggunakan senjata tajam. Apa yang jadi persoalan? Gengsi. Sedikit disenggol, tersinggung,” kata gubernur dalam sambutannya seperti dikutip dari laman resmi pemprov.
Menurut Ganjar, pihaknya tidak bisa permisif tentang persoalan itu. Jika berkelahi di ring tinju atau jadi atlet tinju, boleh. Atau juga, kegiatan ekstrakurikuler, boleh, bahkan akan diberi tempat. Jadi emosinya bisa diarahkan ke olahraga. Bukan dengan kekerasan yang kemudian saling menyakiti. Apalagi, sampai bawa senjata tajam.
Peristiwa tawuran yang terjadi tersebut, saat ini sedang dalam penyelidikan. Informasi yang beredar, aksi itu melibatkan alumnus. Maka, kata Ganjar, alumnus mesti diajak berkomunikasi.
“Sekolah yang barangkali ada cerita seperti itu, ajak dong reuni. Mereka kita libatkan untuk menyelesaikan persoalan ini,” ucapnya.
Ganjar mendukung para aktivis anak hingga yang terkait, untuk bersama menyuarakan aksi Ayo Jogo Konco. Kemudian, kalimat ini diimplementasikan.
“Kita tidak ingin di setiap sekolah, setiap daerah, ada polisi anak-anak dan mengawasi perilaku anak-anak, tidak. Tapi, setiap dari diri anak-anak bisa menjadi polisi, untuk menjadi pelopor memberikan contoh, memberikan literasi untuk sekaligus bisa menjadi pelapor, tidak takut,” tuturnya, Minggu 11 Desember.
Dengan melapor aksi yang tidak baik yang menimpa anak, beber Ganjar, dinas terkait akan membantu. Namun yang penting, laporan tidak boleh fitnah, dan tidak boleh takut. Bahkan, bisa juga melapor dengan menggunakan aplikasi, atau telepon langsung. Bagi petugas, juga tidak boleh membuka rahasia soal laporan itu.
“Kalau ini bisa diberikan, maka banyak hal bisa diselesaikan. Karena awalnya mereka pada takut. Karena mungkin pelakunya, maaf, di sekolah, gurunya sendiri, bukan sekadar teman. Gurunya sendiri. Kalau kita sudah tahu persoalan ini, yuk kita wujudkan (menangani), kalau perlu nanti kita ukur. Kita buat indikator-indikator, bahwa sesuatu sedang tidak berjalan dengan baik,” terangnya.
BACA JUGA:
Ganjar mengapresiasi tema peringatan Hari Anak Sedunia kali ini, yakni Rembug Konco, Kids Take Over (KTO). Menurut orang nomor satu di Jateng ini, KTO menjadi suatu proses pembelajaran bagi anak.
“Proses pembelajaran ini penting. Sehingga tahu mana yang benar, mana yang salah, mana yang kurang. Sehingga perbaikan bisa dilakukan,” tambahnya.
Kepala Dinas Perempuan dan Anak Provinsi Jateng Retno Sudewi mengatakan, acara ini mengambil tema Rembug Konco, Kids Take Over, yakni mengambil alih peran orang dewasa atau tokoh kunci berpengaruh.
“Dalam rangka, Suarakan Aksimu, Ayo Jogo Konco. Kemudian, tema yang dipilih KTO, mengambil kegiatan untuk pencegahan kekerasan seksual terhadap anak, peningkatan literasi anak, untuk mencegah kekerasan berbasis online,” kata Retno.