Tekanan Ekonomi Global Dinilai Tidak akan Berdampak Besar Bagi Indonesia
Ekonomi Indonesia (Foto: Pexels)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Mohammad Faisal, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 tumbuh ekspansi di angka 4,5-5 persen. Hal itu disebabkan adanya tekanan ekonomi global, namun tidak akan berdampak besar bagi Indonesia. 

Menurutnya, ekonomi Indonesia masih cenderung bertahan dibanding negara lain. Hal itu dikatakan Faisal menanggapi pernyataan Menko Perekonomian bahwa tahun depan adalah tahun pertaruhan bagi Indonesia setelah dua tahun diterjang pandemi. 

"Jadi artinya relatif masih kuat jika dibandingkan negara-negara lain yang mengalami perlambatan pertumbuhan," ujar Faisal, Sabtu, 10 Desember. 

Faisal menekankan, pertumbuhan ekonomi tahun depan memang agak menurun dibanding tahun ini, namun masih terbilang resilien. 

"Indonesia relatif lebih bisa resilien masih relatif kuat 4,5-5 persen," katanya.

Menurut Faisal, perekonomian Indonesia disokong oleh ekonomi domestik. Dikatakannya, konsumsi dalam negeri masih bagus, sehingga tekanan global tidak banyak mereduksi pertumbuhan ekonomi Indonesia meski tetap berpengaruh.

"Karena sedikit banyaknya kita ada juga terpengaruh oleh ekonomi global dan dan ini berpengaruhnya lewat perdagangan, lewat investasi, dan lain-lainnya," jelasnya.

Faisal menambahkan, ketergantungan Indonesia terhadap perekonomian global tidak sebesar negara-negara lain. Sehingga dampak perlambatan ekonomi global di negara-negara lain yang punya pasar lebih kecil dan terintegrasi dengan ekonomi global, akan lebih besar lewat perdagangan.

"Indonesia itu pasar dalam negerinya besar dan integrasi ke globalnya itu tidak sebesar negara-negara seperti Malaysia, Thailand, Vietnam, apalagi Singapura. Makanya daya tekannya tidak sebesar mereka, sehingga pelambatanya juga tidak sebesar mereka," pungkasnya. 

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, menyampaikan tahun depan adalah tahun pertaruhan Indonesia setelah dua tahun masa pandemi bisa bertahan.

“Tentu tahun depan adalah pertaruhan Indonesia, karena kalau kita bisa menangani tantangan yang ada di tahun depan, maka kami berharap bahwa Indonesia bisa lepas landas berikutnya," kata Airlangga, Jumat, 9 Desember. 

"Karena tantangan kita sudah dua tahun ini kita bisa survive, tinggal tahun depan lagi kita harus bisa bertahan dan pada saat itu tidak banyak juga negara yang bisa take off seperti Indonesia,” lanjutnya. 

Ketua Umum Partai Golkar ini menambahkan, momentum keberhasilan Presidensi G20 Indonesia mampu memberikan dampak bagi keberlanjutan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional yang pada kuartal ketiga berhasil menembus angka 5,72 persen (year on year).