Ridwan Kamil Ungkap Cara Cegah Dana Bantuan Gempa Cianjur Disalahgunakan: Harus Difoto untuk Bukti
Ilustrasi bangunan rumah rusak akibat gempa Cianjur (/ANTARA FOTO/Wahyu Putro A/wsj)

Bagikan:

JAKARTA - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan, warga Cianjur, Jawa Barat yang mendapat bantuan pascagempa harus mengambil foto untuk membuktikan dana bantuan yang diberikan benar untuk renovasi rumah.

Hal ini untuk memastikan bantuan tahap pertama yang diberikan sebesar 40 persen benar dimanfaatkan.

"Jadi dari uang itu cuma 40 persen dulu (yang cair, red). Lalu mana buktinya udah jadi barang apa belum, mana fotonya," kata Ridwan kepada wartawan di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Jumat, 9 Desember.

Dari foto inilah, nantinya bank yang sudah ditunjuk akan mencairkan sisa dana bantuan. Ridwan bilang, langkah ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan bantuan dari pemerintah.

Apalagi, sudah ada kejadian dana bantuan justru dipakai untuk kepentingan lain. "Karena ada kejadian dulu, kata Pak Presiden kan, (bantuan, red) dicairkan penuh malah jadi motor bukan jadi rumah," tegasnya.

Selain itu, Ridwan juga memastikan bantuan lain akan terus dipantau. Dia bahkan menyebut Pemprov Jabar sebenarnya sudah menyediakan posko penyaluran bantuan agar lebih terdata.

Hanya saja, karena antusiasme warga, banyak juga bantuan yang disalurkan secara langsung. "Kami sudah mengimbau kalau mau ada bantuan, disatupintukan melalui pendopo bupati," ujarnya.

"Tapi, para pemberi bantuan ini kan banyak yang ingin memberikan secara langsung. Kalau mau langsung, kita sudah imbau di awal ada layanan gratis dari kepolisian," sambung eks Wali Kota Bandung itu.

Sebelumnya, pemerintah pusat memberikan bantuan tunai bagi korban gempa bumi di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Rinciannya, Rp50 juta untuk rumah yang rusak, Rp25 juta untuk rumah rusak sedang, dan Rp10 juta untuk rumah rusak ringan.

Adapun jumlah rumah rusak berat akibat gempa bumi pada Senin, 21 November mencapai 8.151 rumah, rumah rusak sedang mencapai 11.210 unit, dan rusak ringan 18.469 unit. Kerusakan juga dialami 525 sekolah, 269 tempat ibadah, 14 fasilitas kesehatan, dan 17 gedung kantor.