PBB Tuding Kelompoknya Tewaskan 131 dalam Pembunuhan di Kongo, Jubir Sebut M23 Ingin Penyelidikan Bersama
Kelompok pemberontak M23. (Wikimedia Commons/MONUSCO)

Bagikan:

JAKARTA - Kelompok bersenjata M23 mengeksekusi sedikitnya 131 penduduk desa dalam pembunuhan balasan di timur Republik Demokratik Kongo akhir bulan lalu sebagai bagian dari kampanye pembunuhan, pemerkosaan, penculikan dan penjarahan, kata PBB pada Hari Kamis.

Investigasi awal oleh misi penjaga perdamaian PBB (MONUSCO) dan Kantor Hak Asasi Manusia Bersama (UNJHRO) terhadap pembantaian 29-30 November di desa Kishishe dan Bambo menemukan, itu dilakukan sebagai pembalasan atas bentrokan antara M23 dan kelompok bersenjata saingan.

"Para korban dieksekusi secara sewenang-wenang dengan peluru atau senjata tajam," kata PBB dalam sebuah pernyataan, melansir Reuters 8 Desember.

Penyelidik mewawancarai 52 korban dan saksi langsung, serta berbagai sumber lainnya di Rwindi, sekitar 20 kilometer (12 mil) dari Kishishe, tempat para korban selamat dan saksi mengungsi, kata PBB.

"MONUSCO mengutuk keras kekerasan yang tak terkatakan terhadap warga sipil, menyerukan akses tak terbatas ke tempat kejadian dan para korban untuk bantuan kemanusiaan darurat," sebut pernyataan itu.

Pemerintah menuduh M23 membunuh sebanyak 272 orang. Milisi, yang merebut beberapa kota di dekat perbatasan Rwanda dan Uganda tahun ini, membantah bertanggung jawab dan meminta penyelidikan penuh.

"Kami memberikan fakta versi kami. Kami meminta agar ada penyelidikan bersama kami di Kishishe, tetapi PBB tidak pernah datang," kata juru bicara M23 Lawrence Kanyuka kepada Reuters.

"PBB berada di bawah tekanan dari pemerintah untuk memberikan angka, meskipun itu salah," sambungnya.

Serangan M23 baru-baru ini telah menumbangkan ribuan warga sipil dan memicu pertikaian diplomatik dengan negara tetangga Rwanda, yang dituduh oleh para pakar Kongo dan PBB mendukung milisi. Rwanda membantah terlibat.

Sebelumnya, kelompok pemberontak M23 mengatakan siap untuk menarik diri dari wilayah yang diduduki dan akan mendukung upaya perdamaian regional, meskipun tidak diwakili dalam pembicaraan, putaran ketiga berakhir tanpa resolusi di ibu kota Kenya, Nairobi, minggu ini.

Terkait