KALBAR - Kejaksaan Tinggi (Kejati) Kalimantan Barat (Kalbar) menahan tiga tersangka kasus korupsi pembangunan ruko di Sungai Ambawang oleh Perum Perumnas Cabang Pontianak tahun 2015 hingga 2018. Kerugian negara dalam kasus itu ditaksir mencapai Rp2,5 miliar dari nilai kontrak Rp18 miliar.
"Dari empat tersangka, satu tersangka berinisial SH belum kami lakukan penahanan karena sedang sakit," kata Asisten Pidsus Kejati Kalbar, Bambang Yulianto Eko Putro di Pontianak, Kalbar, Kamis 8 Desember, disitat Antara.
Adapun tiga tersangka dalam kasus ini adalah WI sebagai Manager Perum Perumnas Cabang Pontianak, WR selaku Asisten Manager Seksi Produksi dan Pertanahan Perum Perumnas Cabang Pontianak, dan MM selalu pelaksana pekerjaan. Sedangkan SH yang belum ditahan karena sakit selaku Direktur PT Karya Mulya Perkasa.
"Adapun modus korupsi tersebut dilakukan oleh para tersangka, yakni pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan kontrak sehingga mengakibatkan kerugian negara sebesar Rp2,5 miliar, dari total nilai kontrak sebesar Rp18 miliar," ujarnya.
BACA JUGA:
-
| BERITA
Pemprov DKI Informasikan Pergerakan Tanah, DPRD: Harus Rumuskan Mitigasinya Juga
08 Desember 2022, 09:17
Bambang menjelaskan, kronologis tindak pidana korupsi yang dilakukan para tersangka, yakni tersangka WI dan WR bersama-sama dengan pelaksana pekerjaan yaitu tersangka SH dan MM sebagai direktur PT Dawuh Utama tahun 2015-2016 telah melaksanakan pembangunan 29 unit ruko di lokasi Sentraland Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya.
Para tersangka melanggar dan diancam Pasal 2 ayat (1), Pasal 3 Jo. Pasal 18 ayat 1 hingga 3 UU NO. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan UU No. 20 tahun 2001 tentang Perubahan Atas UU No. 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.
"Untuk proses hukum selanjutnya, para tersangka dilakukan penahanan di Rutan Kelas II A Pontianak selama 20 hari ke depannya," katanya.
Dalam kesempatan itu, Asisten Pidsus Kejati Kalbar menambahkan, pihaknya terus mengembangkan kasus tersebut, sehingga bisa saja tersangka bertambah.
