Bagikan:

JAKARTA - Wali Kota Jakarta Pusat Dhany Sukma menegaskan pihaknya akan menertibkan keberadaan parkir liar di kawasan Grand Indonesia yang selama ini menjalankan usahanya dengan tidak membayar retribusi kepada pemerintah. Parkir liar ini disebut bisa meraup pendapatan miliaran rupiah dalam satu tahun.

Untuk penindakan awal, Suku Dinas Perhubungan Jakarta Pusat akan menindak dengan membersihkan lokasi-lokasi parkir liar di sekitar pusat perbelanjaan dekat kawasan Bundaran HI tersebut.

"Melalui Sudin Perhubungan, kita lakukan upaya penegakan yang sesuai dengan rambu-rambu," kata Dhany saat ditemui di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa, 6 Desember.

Dengan menertibkan parkir liar, Dhany mengakui harus ada tambahan lahan parkir resmi untuk menampung kendaraan-kendaraan yang biasanya memanfaatkan parkiran liar. Sejauh ini, pengelola Grand Indonesia (GI) tengah berproses untuk menambah lokasi parkir baru.

"Mereka akan meminta permohonan penambahan lahan parkir. Sesuai ketentuan, silakan bermohon. Lahan parkir GI kan sudah ada 3 lantai tuh, dia minta permohonan," ungkap Dhany.

Selain di kawasan Grand Indonesia, Dhany menyebut pihaknya juga akan menambah lokasi parkir resmi di kawasan lain yang terdeteksi marak parkir liar. Rencananya, Pemprov DKI akan meminta penyediaan lahan untuk parkir oleh PT Kereta Api Indonesia.

"Kita mencoba meminta kepada PT KAI, misal banyak juga ojol untuk memanfaatkan aset milik PT KAI dan kerja sama antar-provider (operator ojol) dengan KAI," tuturnya.

Sebelumnya, viral di media sosial yang mengunggah video parkir liar di kawaasan Grand Indonesia. Tukang parkir liar ini mematok biaya Rp10 ribu sekali parkir.

Keluhan mengenai keberadaan parkir liar di kawasan Grand Indonesia ini juga diungkapkan oleh Ketua Forum Warga Kota Jakarta (Fakta) Azas Tigor Nainggolan. Tigor juga punya pengalaman memarkirkan motornya di lokasi tersebut.

"Ketika pulang dan ambil motor, petugas juru parkir (jukir) liarnya meminta biaya parkir Rp10.000 kepada saya. Ketika saya coba tawar Rp5.000, si jukir liar tidak mau dan tetap meminta saya membayar parkir motor seharga Rp10.000," ujar Tigor.

Tigor menilai, di semua kawasan parkir liar di sekitar Grand Indonesia itu terdapat banyak sekali titik parkir dan diisi ribuan sepeda motor.

Ia menghitung secara kasar pendapatan dari usaha parkir liar ini. Perhitungan dia, parkir liar tersebut bisa mendulang pendapatan hingga miliaran rupiah dalam satu tahun.

"Misalnya saja ada sekitar 5.000 sepeda motor setiap hari yang parkir di sana maka pendapatannya ada Rp50 juta sehari, Rp1,5 miliar sebulan dan Rp18 miliar dalam setahun," ungkapnya.