Produsen Rokok Ajak Ritel Modern hingga Warung Kelontong untuk Tak Jual Rokok pada Anak dan Remaja
Ilustrasi. (Foto: Unsplash)

Bagikan:

JAKARTA - Gabungan Produsen Rokok Putih Indonesia (Gaprindo) terus berperan dalam mendukung upaya pemerintah menurunkan jumlah perokok anak di Indonesia hingga 8,7 persen pada 2020 hingga 2024. Salah satunya dengan mengajak semua pihak untuk aktif mencegah perokok anak di lingkungan masing-masing.

Ketua Gaprindo, Muhaimin Moefti mengatakan, jumlah perokok anak di Indonesia terus meningkat. Oleh karena itu, upaya pemerintah Indonesia dalam menurunkan perokok anak harus lebih dimaksimalkan lagi.

"Dalam menurunkan perokok anak diperlukan dukungan dan aksi terstruktur tidak hanya dari kalangan pemerintah saja, namun juga dari para pelaku industri, lingkungan masyarakat, sekolah dan yang paling penting adalah lingkungan keluarga," tuturnya, dalam konfernsi pers 'Komitmen Tekan Perokok Anak Lewat Aksi Kolaborasi Lintas Platform', Rabu, 16 Desember.

Muhaimin mengatakan, Gaprindo sejak 1999 telah menjalankan banyak kegiatan untuk mengkampanyekan bahwa rokok itu bukan untuk anak di bawah umur. Peruntukkannya jelas yaitu orang dewasa di atas 18 tahun.

Lebih lanjut, kata dia, komitmen untuk mencegah perokok anak juga dibuktikan dengan memberikan informasi jelas mengenai risiko rokok di dalam setiap kemasan produk.

Bebagai upaya juga dilakukan untuk pengawasan dan pengendalian dilakukan. Namun sayang harus diakui belum efektif.

"Sebagai pelaku usaha di industri ini kami tidak mau berlepas tangan. Kami mau memahami sepenuhnya bahwa produk rokok memiliki risiko dan oleh karenanya tidak semestinya produk ini dikonsumsi oleh anak-anak maupun wanita hamil," tuturnya.

Muhaimin mengakui, rokok merupakan produk legal yang diperuntukan untuk konsumen dewas dan adalah hak mereka konsumen dewasa untuk mendapatkan akses yang mudah terhadap produk itu. Namun, sejalan dengan itu perlu diberlakukan upaya pembatasan bagi konsumen yang tidak sementinya.

"Perlu dilakukan edukasi kepada publik dan termasuk peritel atau pedagang serta penjaga toko atau kasir, agar secara bersama-sama kita dapat berbagi pemahaman yang tepat bagi konsumen terhadap produk rokok. Serta kesadaran bahwa produk rokok bukan lah produk yang sementinya dijual kepada anak remaja," tegasnya.

Karena itu, kata Muhaimin, Gaprindo ingin mengajak berbagai pihak untuk berkontribusi aktif dan secara bijak membantu mengurangi angka perokok anak di Indonesia.

Muhaimin berujar, dalam mencapai hasil yang maksimal dalam upaya mengurangi jumlah perokok anak, tidak cukup hanya dari pihak pemerintah dan swasta. Ia menilai, diperlukan juga peran serta masyarakat dan keluarga dalam menjalankan fungsi pengawasan atas akses rokok terhadap anak.

Menurut dia, hal ini dilakukan dengan memberikan dukungan atas peran serta orang tua dan keluarga sebagai lingkungan terdekat yang berpengaruh pada fase perkembangan anak dan remaja. Sehingga mereka memiliki bekal serta informasi yang cukup ketika menerima paparan dari lingkungan sekitar.

"Hari ini saya mewakili Gaprindo mengumumkan dimulainya kampanye kami yang bertajuk cegah perokok anak aksi kolaborasi lindungi anak di bawah umur dari rokok. Kami harapkan akan mendapatkan lebih banyak dukungan," jelasnya.