Bagikan:

JAKARTA - Pemerintah Indonesia berpandangan pentingnya untuk memajukan pendidikan dan pemberdayaan perempuan di Afghanistan, guna memajukan kemakmuran dan memerangi kemiskinan di negara itu.

Sadar akan hal tersebut, Indonesia bersama Qatar akan menggelar International Conference on Afghan's Women Education (ICAWE) pada 8 Desember mendatang di Bali.

Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri RI Abdul Kadir Jailani menerangkan, pendidikan bagi perempuan di Afghanistan saat ini menghadapi tantangan yang serius, antara lain karena faktor kemiskinan, keterbatasan infrastruktur dan SDM Afghanistan, serta beberapa isu kebijakan dari otoritas Taliban saat ini.

Lebih lanjut diterangkannya, pendidikan dan pemberdayaan perempuan Afghanistan sangat berperan penting dalam memajukan kemakmuran dan memerangi kemiskinan di Afghanistan.

"Pemerintah berpandangan, tidak ada perdamaian, tidak akan ada pembangunan di Afghanistan tanpa peran wanita yang memadai. Oleh karenanya kita memandang penting untuk menyelenggarakan konferensi ini," jelasnya kepada media dia Jakarta, Jumat 2 Desember.

"Penyelenggaraan konferensi ini adalah merupakan kontribusi konkrit Indonesia, dalam mendorong perdamaian dan pembangunan di Afghanistan," sambung Abdul Kodir Jailani.

Lebih jauh diterangkan olehnya, penyelenggaraan konferensi ini tidak lepas dari penandatanganan Letter of Intent (LoI) dengan Qatar, tentang pemberian bantuan kemanusian dan pembangunan untuk rakyat Afghanistan yang ditandatangani pada 26 Maret 2022.

"Penyelenggaraan konferensi ini merupakan salah satu implementasi dari LoI tersebut," tandas Duta Besar Abdul Kadir Jailani.

Dijelaskan olehnya, sejumlah perwakilan negara dan organisasi internasional diharapkan hadir, sepeti Qatar, Selandia Baru, Pakistan, Norwegia dan Uni Emirat Arab.

Selain itu, sejumlah utusan khusus untuk isu Afghanistan dari sejumlah negara dan organisasi internasional, termasuk Amerika Serikat dan OKI akan berpartisipasi

"Outcome dari konferensi ini adalah deklarasi yang berisi dukungan, penegasan kembali dukungan peserta konferensi untuk mendorong pendidikan dan memajukan pemberdayaan perempuan di Afghanistan," ungkapnya.

Ditanya apakah konferensi ini mengundang perwakilan Pemerintah Afghanistan/Taliban atau tidak, Abdul Kadir Jailani mengatakan, "sejauh ini tidak, karena target kita adalah dalam pertemuan itu nanti kita ingin mengonsolidasi serta menggalang dukungan internasional, terutama untuk dukungan finansial, pemberian scholarship dan sebagainya, untuk memajukan pendidikan dan pemberdayaan wanita di Afghanistan".