JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi bakal melaporkan guru yang mencatut nama Anies dan Mega dalam soal ujian sekolah ke Polda Metro Jaya.
Hal ini diungkapkan Prasetio dalam rapat dengan agenda pemberian klarifikasi oleh guru SMP 250 Cipete yang bernama Sukirno beserta Dinas Pendidikan DKI.
"Saya akan melaporkan bapak ke Polda Metro Jaya. Saya minta fotokopi KTP-nya. Saya akan laporkan bapak karena ini sudah menjadi masalah karena menyinggung Presiden Indonesia Kelima," kata Prasetio di gedung DPRD DKI, Selasa, 15 Desember.
Prasetio mengatakan dirinya akan melaporkan Sukirno ke polisi atas nama kader PDI Perjuangan. Prasetio tak terima ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri dibandingkan dengan Anies, dalam hal ini adalah Gubernur DKI Jakarta.
"Saya sebagai kader PDI Perjuangan. Karena itu menyebut ketua umum saya. Bukti-bukti sudah ada semua. Mungkin hari ini atau besok lanjut ke Polda" ujar dia.
Sebagai kader PDIP, Praseto tak terima jika ketua umum partainya dibenturkan dengan Anies. Menurut Prasetio, mencantuman kedua tokoh ini merupakan upaya provokasi.
"Kok bisa buat soal seperti itu? Apa bapak sengaja ingin provokasi ini dengan situasi Jakarta yang sedang hangat ini? Mau Jakarta hancur?" cecar Prasetio.
"Bapak sebagai guru loh, Pak. Kalau memberi contoh, beri contoh yang baik, bukan membandingkan tokoh sama tokoh. Apa yang ada di otak bapak? Tahu enggak Megawati itu siapa?" Sambung Prasetio.
Menjawab cecaran Prasetio, Sukirno membantah bahwa dirinya memiliki maksud khusus dalam mencantum nama Anies dan Mega.
"Demi Allah Pak, saya tidak punya niat apa-apa. Saya spontanitas saja pak ketika membuat soal itu," jawabnya.
Sebagai informasi, ada dua soal ujian dengan jawaban pilihan ganda. Dalam salah satu soal itu menyebutkan "Mega yang sering mengejek Anies selalu memakai sepatu kusam. Sedangkan Anies sebagai sosok yang sabar, pemaaf, dan tidak pemarah".
Soal lainnya yakni berbunyi "Pak Anies adalah seorang gubernur hasil Pemilihan Gubernur tahun 2017. Ia tidak menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya untuk memperkaya diri dan keluarga. Sebaliknya, ia gunakan jabatannya untuk menolong rakyat yang mengalami kesusahan. Perilaku Pak Anies adalah contoh sikap...".
BACA JUGA:
Ketika soal tersebut diributkan, Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta menyelidiki beredarnya foto soal ujian sekolah lewat aplikasi pesan singkat dan media sosial yang menyebut nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Megawati.
Dari penyelidikan, Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta Nahdiana menyebut, soal tersebut dibuat karena terdapat unsur kompetensi pada mata pelajaran mengenai pembentukan karakter, integritas, sabar dan tanggung jawab.
Meski begitu, Nahdiana menyebut pihaknya tak memiliki maksud maksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik. "Redaksionalnya memang memiliki kesamaan nama namun tidak ada maksud mendukung maupun mencemarkan nama baik pejabat publik," kata Nahdiana dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 12 Desember.