Bagikan:

JAKARTA - Ketua DPRD DKI Jakarta Fraksi PDIP, Prasetio Edi Marsudi membatalkan rencana pelaporan guru yang membuat soal ujian sekolah dengan narasi "Anies diejek Mega" ke Polda Metro Jaya.

Prasetio bilang, sejatinya PDIP akan melaporkan guru yang bernama Sukirno tersebut ke kepolisian pada hari ini. Namun, hal ini dibatalkan karena Sukirno, didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Nahdiana, datang ke Gedung DPRD untuk menyampaikan permohonan maaf secara langsung.

"Saya mau melaporkan ke polisi sebenarnya hari ini. Tapi, ternyata kedatangan Bu Kadis (Nahdiana), Pak Kirno minta dibukakan hati untuk permintaan maaf secara terbuka. Akhirnya, saya dengan legowo, saya rasa begitu (tak jadi laporkan)," kata Prasetio di Gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Rabu, 16 Desember.

Prasetio mengaku dirinya sangat marah ketika mengetahui bahwa Sukirno membenturkan dua nama tokoh dalam soal ujian. 

Sebab, dalam pandangan Prasetio, kedua nama yang dimaksud adalah Presiden RI Kelima sekaligus Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

"Kemarin kami sangat marah sekali. Karena apapun cerita dan alasannya, saya enggak terima. Akhirnya terketuklah saya sebagai pimpinan DPRD karena didatangi," ucap Prasetio.

Diketahui, ada dua soal ujian dengan jawaban pilihan ganda yang ditulis oleh Sukirno. Dalam salah satu soal itu menyebutkan "Mega yang sering mengejek Anies selalu memakai sepatu kusam. Sedangkan Anies sebagai sosok yang sabar, pemaaf, dan tidak pemarah".

Soal lainnya yakni berbunyi "Pak Anies adalah seorang gubernur hasil Pemilihan Gubernur tahun 2017. Ia tidak menyalahgunakan jabatan yang dimilikinya untuk memperkaya diri dan keluarga. Sebaliknya, ia gunakan jabatannya untuk menolong rakyat yang mengalami kesusahan. Perilaku Pak Anies adalah contoh sikap...".

Permasalahan soal ini sampai ke telinga DPRD DKI. Kemarin, DPRD memanggil Sukirno yang didampingi oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI, Nahdiana, untuk mengklarifikasi alasan pencatutan soal "Mega ejek Anies" tersebut.

"Kok bisa buat soal seperti itu? Apa bapak sengaja ingin provokasi ini dengan situasi Jakarta yang sedang hangat ini? Mau Jakarta hancur?" cecar Prasetio dalam pertemuan di gedung DPRD DKI, Jakarta Pusat, Selasa, 15 Desember.

"Bapak sebagai guru loh, Pak. Kalau memberi contoh, beri contoh yang baik, bukan membandingkan tokoh sama tokoh. Apa yang ada di otak bapak? Tahu enggak Megawati itu siapa?" Sambung Prasetio.

Sampai akhirnya, hari ini Guru SMP Negeri 250 Jakarta, tersebut meminta maaf kepada Presiden RI Kelima Megawati Soekarnoputri. Permintaan maaf ini ia sampaikan secara langsug dengan mendatangi Gedung DPRD untuk menyampaikan permohonan maaf tersebut.