Bagikan:

JAKARTA - Keputusan pemerintah Singapura menggratiskan vaksin COVID-19 bagi warganya dan warga negara asing yang sudah tinggal lama di Negeri Singa tersebut menuai banyak komentar warganet di Indonesia.

Bahkan, ada beberapa warganet yang berkelakar ingin pindah menjadi warga negara Singapura. Alasannya hanya untuk mendapatkan vaksin gratis.

Menanggapi hal ini, Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito kemudian angkat bicara. Kata dia, pemerintah saat ini terus berusaha agar program vaksinasi ke depan dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat tanpa terkecuali. 

Hanya saja, dia tak memaparkan lebih jauh bagaimana upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin agar vaksin ini bisa dinikmati semua golongan meski harus berbayar nantinya.

"Pemerintah sedang berupaya agar program vaksinasi yang dilakukan dapat terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat," kata Wiku saat dihubungi VOI, Selasa, 18 Desember.

Diketahui, pemerintah Indonesia menyiapkan dua skema pelaksanaan vaksinasi COVID-19, yaitu skema program pemerintah dan skema mandiri. Untuk pengadaan vaksin COVID-19 skema program pemerintah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan skema mandiri dilaksanakan oleh Kementerian BUMN. Dari target cakupan imunisasi sebanyak 107 juta penduduk itu, 75 juta penduduk untuk kelompok sasaran skema mandiri sedangkan 32 juta penduduk untuk skema program pemerintah.

Sasaran vaksinasi untuk skema pemerintah adalah tenaga kesehatan pada seluruh fasilitas kesehatan, pelayan publik esensial dan kelompok masyarakat rentan. Sementara untuk skema mandiri adalah masyarakat pelaku ekonomi lainnya yakni peserta BPJS, non BPJS/asuransi lainnya, dan umum/pribadi.

Skema mandiri inilah yang kemudian menimbulkan pro kontra. Sebab, dalam skema ini nanti, warga yang ingin mendapatkan vaksin harus merogoh kocek dari kantongnya sendiri.

Sementara jika dibandingkan dengan Singapura, vaksin COVID-19 akan diberikan secara gratis kepada semua warga dan warga asing yang sudah tinggal lama di negara tersebut, kata Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Senin, 14 Desember. 

Vaksin ini akan diprioritaskan pada orang yang paling berisiko terkena COVID-19, termasuk petugas kesehatan garda depan dan orang lanjut usia. "Setelah itu, panitia mengusulkan untuk secara bertahap memvaksinasi seluruh penduduk, dan mencakup semua orang yang menginginkan vaksinasi pada akhir tahun depan," kata PM Lee dikutip The Straitstime.

Menurut Lee, pemerintah Singapura telah merestui penggunaan vaksin COVID-19 buatan Pfizer-BioNTech. Ia bahkan mengatakan dirinya dan rekan-rekannya di Kabinet akan divaksinasi lebih awal. "Ini untuk menunjukkan kepada Anda, terutama manula seperti saya, bahwa kami yakin vaksin itu aman." 

Sementara pengiriman vaksin diharapkan tiba di Singapura pada akhir bulan ini dan disusul pada bulan selanjutnya.

Lee menambahkan jika semua berjalan sesuai rencana, Singapura akan memiliki cukup vaksin untuk semua warga pada kuartal ketiga 2021. 

Masih dikutip The Straitstime, Singapura telah menyisihkan lebih dari 1 miliar dolar Singapura untuk vaksin dan telah membayar uang muka lebih awal untuk kandidat vaksin yang paling menjanjikan, termasuk Pfizer-BioNTech, Moderna, dan Sinovac. Kedepannya negara ini juga telah membuat perjanian dengan perusahaan farmasi untuk memfasilitasi uji klinis dan pengembangan obat mereka termasuk pengembangan vaksin.