Alasan Singapura Siap Jadi Pusat Distribusi Vaksin COVID-19 di Asia Tenggara
Ilustrasi vaksin (Unsplash/Daniel Schuldi)

Bagikan:

JAKARTA - Singapura siap menjadi pusat distribusi vaksin COVID-19 di wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya. Ada beberapa alasan mengapa negara maju itu bisa menjadi pangkalan distribusi vaksin sebelum diedarkan ke regional. Hal itu bisa segera dilaksanakan bila Singapura mendapat persetujuan peraturan yang lebih luas. 

Mengutip Straits Times, Selasa 15 Desember, direktur industri penerbangan Otoritas Penerbangan Sipil Singapura (CAAS) Ho Yuen Sang, mengatakan Singapura dapat memainkan peran distribusi untuk daerah karena infrastruktur untuk menangani volume besar vaksin masih terbatas.

"Di daerah seperti itu, mereka mungkin lebih suka menerima pengiriman vaksin dalam volume yang lebih kecil agar tidak membebani kapasitas pendingin," kata Ho Yuen Sang. Dia berbicara pada konferensi pers oleh Changi Ready Taskforce untuk menjelaskan kesiapan Singapura menangani kargo udara vaksin COVID-19.

Ho bilang kemampuan singapura untuk menyimpan vaksin pada suhu rendah menempatkannya dalam posisi yang baik untuk menyimpan sementara vaksin. Kita ambil contoh, vaksin Pfizer yang perlu disimpan pada suhu minus 70 derajat Celcius dan Moderna yang membutuhkan suhu minus 20 derajat Celcius.

Diketahui, satuan tugas yang dibentuk untuk mengerjakan proyek tersebut dipimpin bersama CAAS dan Changi Airport Group (CAG). Mereka terdiri dari 18 anggota, termasuk Singapore Airlines (SIA), penanganan darat, mitra logistik, dan pihak berwenang.

Mengenai kemampuan Singapura untuk memiliki pendingin vaksin, direktur pengelola CAG untuk pengembangan hub udara Lim Ching Kiat mengatakan: "Kami telah banyak menekankan pada penguatan keunggulan kompetitif Changi dalam hal pengiriman kargo farmasi. Jadi Bandara Changi khususnya dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi pilihan utama untuk pengiriman keperluan farmasi."

Satgas tersebut mengatakan bahwa Singapore Airlines juga mengoperasikan beberapa penerbangan mingguan ke pusat farmasi utama Eropa, seperti Amsterdam, Brussels dan Frankfurt. Singapore Airlines juga mengatakan bahwa mereka memiliki jaringan yang luas di Asia Tenggara dan Pasifik Barat Daya, yang mencakup Australia dan Selandia Baru. Batch pertama vaksin Pfizer sedang diproduksi di Puurs di Belgia dan akan diangkut dari Brussel.

Pusat logistik

Bukan cuma itu, Singapura juga menjadi hub regional pemain logistik utama seperti DHL, FedEx dan UPS. Mereka punya konektivitas jaringan yang kuat di Bandara Changi, kata gugus tugas tersebut.

"Bandara Changi, bersama dengan pihak berwenang, akan mencoba melibatkan beberapa pengirim utama untuk menjual kekuatan hub udara Changi secara keseluruhan, bagaimana kami memiliki pengalaman dalam menangani obat-obatan, dan untuk latihan ini kami akan lakukan dengan cara yang aman," kata Lim Ching Kiat. 

Langkah untuk menempatkan Singapura sebagai hub untuk mendistribusikan vaksin COVID-19 dilakukan di tengah pertumbuhan penanganan kargo. CAG mengatakan penerbangan kargo di Bandara Changi telah meningkat tiga kali lipat dari akhir 2019 menjadi 950 penerbangan setiap minggu pada 1 Desember dengan sekitar 80 kota terhubung melalui penerbangan kargo ini.

Tentang pentingnya Changi bekerja menjadi pusat distribusi vaksin COVID-19, Lim Ching Kiat mengatakan itu mewakili upaya kemanusiaan dan membantu membawa bisnis kargo ke bandara. Dia menambahkan: "Distribusi vaksin yang meluas adalah bagian yang sangat penting untuk pemulihan perjalanan penumpang, jadi kami juga memiliki kepentingan yang sangat besar untuk memastikan bahwa pendistribusian vaksin dibuat seefisien dan secepat mungkin."