JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menegaskan, vaksin COVID-19 yang dibuat oleh PT Bio Farma dipastikan terbuat dari bahan baku yang halal. Bahkan, vaksin juga sudah didistribusikan ke negara Timur Tengah.
"Insyaallah bahan bakunya pasti halal. Karena Bio Farma sudah menjadi salah satu pusat produksi vaksin halal, banyak negara-negara Timur Tengah yang sudah beli," katanya, saat berkunjung ke PT Bio Farma, di Bandung, Jawa Barat, Selasa, 4 Agustus.
Sertifikasi halal untuk vaksin COVID-19 nantinya akan dikeluarkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelah vaksin diproduksi. Namun, Erick menegaskan, sejauh ini Bio Farma memang sudah terbiasa memproduksi vaksin dengan bahan baku yang halal.
"Tentu untuk vaksin COVID-19 itu sertifikasi halalnya di MUI, tapi bahan bakunya dan produksi sudah siap," jelasnya.
Erick mengimbau, masyarakat tidak perlu ragu terhadap kualitas vaksin COVID-19 yang nantinya akan diproduksi oleh induk BUMN farmasi ini. Sebab, perusahaan itu menurutnya sudah cukup berpengalaman sejak tahun 1890.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Erick mengatakan, Bio Farma merupakan perusahaan vaksin terbesar di Asia Tenggara. Hal itu terlihat dari kemampuan BUMN ini memproduksi vaksin sebanyak dua miliar unit.
"Jadi artinya kalau nanti vaksin COVID-19 ini benar-benar uji klinisnya baik, Insyaallah masyarakat jangan sampai meragukan. Jadi cerita Bio Farma itu dimulai sudah cukup lama dan diakui dunia," tuturnya.
Selain itu, Erick mengungkap, saat ini Bio Farma telah memiliki gedung yang siap memproduksi vaksin dengan kapasitas 100 juta unit. Pada akhir tahun ini, bakal ada gedung produksi vaksin baru yang bisa memproduksi 150 juta unit vaksin.
"Artinya dengan kapasitas 250 juta, tahun depan ketika kita memproduksi vaksin, Insyaallah jumlahnya cukup. Tapi kembali lagi, vaksinnya dulu yang perlu diuji klinis," jelasnya.