Bagikan:

CIANJUR - Kuatnya ikatan batin sang ayah meyakini Azka Maulana Malik, bocah 5 tahun korban reruntuhan gempa bumi Cianjur, masih bertahan hidup dan terjebak di dalam rumah ketika masih hilang selama tiga hari.

Azka merupakan warga Kampung Rawa Cina, Desa Nagrak, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Kecamatan Cugenang menjadi wilayah paling parah terdampak gempa Cianjur.

Saat gempa berkekuatan magnitudo 5,6 mengguncang Cianjur pada Senin, 21 November pukul 13.21 WIB, ayah Azka, M. Eka Suhabudin yang kala itu bekerja di Majalengka, Jawa Timur, langsung bergegas pulang ke Cianjur.

Sekitar pukul 24.00 WIB, Eka tiba di rumah dan melihat kediamannya sudah rata dengan tanah. Masih diselimuti rasa takut akibat gempa susulan, Eka bersama kerabatnya menunda pencarian Azka dan keluarganya.

Diselimuti khawatir yang berkecamuk, Eka bermalam di tenda pengungsian dan melakukan pencarian hingga Selasa, 22 November pagi harinya. Hal ini diceritakan oleh Miftah, paman Azka yang kini tengah mendampingi Azka di rumah sakit.

"Pas pagi hari, kita nyari lagi, saya sama bapaknya (Eka, ayah Azka) ini. Hari kedua mencari ke timbunan-timbunan reruntuhan," ujar Miftah saat ditemui VOI di RSUD Sayang, Cianjur, Kamis, 24 November.

Awalnya, Eka mencari Azka di madrasah, tempat Azka bersekolah. Sebab, berdasarkan informasi warga setempat, banyak anak-yang tertimbun reruntuhan di dalam gedung sekolah.

Namun, setelah tim SAR melakukan penyisiran dan mengevakuasi sejumlah jenazah anak, ternyata Azka tidak ada di sana. Dari situ, Eka berfirasat bahwa Azka masih di dalam rumah.

Pada pencarian hari kedua pascagempa, Azka masih belum ditemukan. Di hari itu, tim SAR menemukan jenazah ibu dari Azka tertimbun puing bangunan di teras rumah.

Meskipun istrinya telah meninggal dunia, Eka tetap merasakan bahwa Azka masih hidup, entah pada titik mana di dalam rumahnya. Eka pun merasa sempat mendengar suara parau Azka dengan lemah selama proses pencarian.

"Ayahnya feeling, saat gempa, Azka ada di kamar. Sedang tidur atau bermain HP. Katanya bapaknya, di sana kayak ada suara lemah, begitu. Jadi, mungkin itu seperti terikat kontak batin antara Azka dengan ayahnya," urai Miftah.

Sampai pada hari ketiga pencarian, pada Rabu, 23 November pukul 11.15 WIB, Azka ditemukan dalam keadaan masih hidup di bawah celah lemari dengan posisi miring karena terganjal beton. Layaknya mukzizat tuhan, Azka terlindungi hantaman puing dari lemari di rumahnya.

"Setelah tim penyelamat mencari sampai ke belakang rumah, Azka jam 11 ketemu, langsung diangkat dan digendong oleh pamannya, dievakuasi di rumah sakit ini (RSUD Sayang)," tuturnya.

Tak lama dari proses evakuasi Azka, sekitar pukul 13.30 WIB, tim SAR menemukan jenazah nenek Azka yang tertimpa reruntuhan di kamar mandi.

Bocah berusia 5 tahun ini masih mengalami memar di bagian kaki setelah terjebak tanpa makan dan minum selama tiga hari. Hari ini, dokter RSUD Sayang akan melakukan rontgen untuk memeriksa tubuh Azka.

Pada hari keempat pascagempa, Azka masih berbaring di kasur perawatan sambil bermain mobil-mobilan miliknya. Ia sesekali merespons petugas kesehatan dan relawan yang mengajaknya berbicara.

"Semalam suhu badannya sempat itu panas tinggi. Tadi sudah diperiksa oleh dokter dan sudah diberi obat. Sekarang masih demam sedikit. Kata dokternya, hari ini mau dirontgen biar tahu kejelasan kondisi medisnya," imbuhnya.