Kematian Satu Keluarga di Kalideres Sengaja Ditutupi
Rumah korban tewas yang terdiri empat orang merupakan sanak saudara, dipasang garis polisi di Perumahan Citra Satu Kalideres, Jakarta Barat. (Foto: Dok. Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Fakta baru ditemukan di balik kasus kematian empat orang yang merupakan satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Polisi menyebut kematian satu keluarga itu sengaja ditutupi.

Terungkapnya fakta itu hasil penyelidikan dan pemeriksaan salah satu saksi yang merupakan pegawai koperasi simpan pinjam. Sebab, dari keterangannya diketahui salah satu anggota keluarga itu sudah tewas sejak 13 Mei.

"Pada saat itu diterima oleh almarhum Budiyanto, begitu membuka gerbang sudah tercium bau busuk yang luar biasa pada bulan Mei, 13 Mei," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Hengki Haryadi kepada wartawan, Senin, 21 November.

Hanya saja, kala itu, Budiyanto yang menerima kedatangan saksi berdalih bau itu bersumber dari got sekitar rumah. Tujuannya, agar saksi tidak curiga.

Saat di dalam rumah, saksi yang bertujuan meminjamkan dana karena Budiyanto berniat menggadaikan rumahnya itu, meminta melihat sertifikat.

Ternyata, sertifikat itu atas nama Reni Margareta. Karenanya, saksi ingin bertemu dengan pemilik langsung dari rumah.

Hanya saja, Budiyanto yang merupakan adik dari Reni kembali berkilah. Dia menyebut kakaknya sedang tidur.

Sebagai bukti, Dian yang merupakan anak dari Reni mengajak saksi untuk melihat. Di sanalah para saksi mencium bau busuk yang semakin menyengat.

"Kemudian pegawai koperasi simpan pinjam ini mengajak diantarkan masuk ke dalam kamar, begitu pintu kamar dibuka pegawai ini masuk menyeruak bau yang lebih busuk," ungkap Hengki.

Tetapi, Reni tetap berkilah, bahkan saksi diminta tidak menyalakan lampu dengan alasan ibunya sensitif terhadap cahaya.

Saksi pun mulai heran. Bahkan, kecurigaannya semakin menjadi-jadi ketika membangunkan Reni tapi tak mendapat respons.

Hingga akhirnya, saksi yang tanpa sepengetahuan Dian menyalakan flash ponselnya itu terkejut melihat kondisi Reni yang telah meninggal.

"Pada saat dibangunkan untuk mengecek sertifikat ini, dipegang-pegang agak gemuk agak curiga, tanpa sepengetahuan Dian salah satu korban pegawai koperasi simpan pinjam ini menghidupkan flash hp nya begitu diliat langsung yang berssngkutan teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah mayat di tanggal 13 Mei," ucapnya.

Sebelum para saksi akan meninggalkan rumah itu, Budiyanto sempat meminta saksi untuk tidak melaporkan kepada siapapun mengenai kematian Reni.

Hingga akhirnya, kejadian itu benar-benar tak dilaporkan kepada warga sekitar ataupun kepolisian.

"Salah satu saksi ini dikejar oleh Budiyanto. Tolong pak jangan sampai dilaporkan ke polisi, jangan dilaporkan pihak RT atau pun warga sini, dan ternyata tidak dilaporkan," kata Hengki.