Kemenkes Tunjuk 2 Industri untuk Fraksionasi Plasma
Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Agusdini Banun Saptaningsih (ANTARA/Suci Nurhaliza)

Bagikan:

JAKARTA - Direktur Produksi dan Distribusi Kefarmasian Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Agusdini Banun Saptaningsih mengatakan bahwa pada Desember mendatang pihaknya akan menunjuk dua industri untuk dilibatkan dalam fraksionasi plasma.

"Alhamdulillah permenkesnya telah dibuka untuk seluruh industri baik BUMN maupun swasta untuk terlibat bersama-sama mendirikan industri fraksionasi plasma ini, dan nanti akan ditentukan dua kandidat dan insyaallah awal Desember Pak Menkes akan menunjuk," katanya dilansir ANTARA, Senin, 21 November.

Hingga saat ini, sudah ada delapan kandidat untuk terlibat dalam fraksionasi plasma, enam di antaranya sudah dapat dievaluasi untuk dipilih menjadi dua kandidat.

"Kandidat ini berpasangan ya, luar (negeri, red.) dan dalam (negeri, red.)," imbuhnya.

Setahun setelah penunjukan dua kandidat tersebut, Agusdini mengatakan bakal dilakukan toll manufacturing atau tol manufaktur bahan baku plasma dari dalam negeri ke industri luar negeri.

"Dua tahun setelah toll manufacturing, akan mendirikan industri pabrikan di Indonesia. Sehingga kemandirian, ketahanan kesehatan, untuk kebutuhan produk darah itu dapat dipenuhi oleh darah manusia Indonesia dan diproduksi oleh Indonesia sendiri," ujarnya.

Jika kebutuhan produk darah dalam negeri sudah tercukupi maka tidak menutup kemungkinan Indonesia akan melakukan ekspor.

"Tapi tentu saja sebagai jaminan pemerintah, nanti sesuai dengan komitmen pimpinan di Indonesia, bahwa nanti ketika produk ini sudah jadi, kalau sudah bisa memenuhi, produk importnya akan di-freeze," kata dia.

Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) Pusat Jusuf Kalla pada kesempatan yang sama mengatakan bahwa produk darah di Indonesia selama ini masih diimpor dengan nilai lebih dari Rp1 triliun per tahun.

“Selama ini, produk darah seperti albumin, faktor VIII, faktor IX, itu masih diimpor lebih dari Rp1 triliun,” katanya.