Bagikan:

JAKARTA - Pimpinan DPR memaklumi alasan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang tak kunjung mengirimkan surat presiden (Surpres) calon Panglima TNI lantaran tengah sibuk mengikuti berbagai forum internasional belakangan ini. 

Wakil Ketua DPR Koordinator Politik dan Keamanan (Korpolkam) Lodewijk F Paulus, mengatakan pihaknya akan menunggu Surpres tersebut hingga 25 November.

"Kita masih menunggu karena ada dinamika, kita tahu kan presiden hampir enggak pernah pulang ke Jakarta. Habis mereka dari, katakan dari Amerika, terus kemaren ada G20, kemudian berangkat lagi ke Thailand, APEC," ujar Lodewijk kepada wartawan di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis, 17 November. 

Lodewijk mengaku mendapat informasi bahwa surpres pencalonan Panglima TNI sedang diproses pihak Istana. DPR, kata dia, hanya tinggal menunggu apakah Jokowi mengirimkan dua nama atau hanya calon tunggal.

"Kita tunggu, kita sudah ada informasi akan diproses karena waktu kita masih ada kok untuk proses ya. Mungkin kita tinggal tunggu aja apakah calonnya satu atau dua ya, kita menyesuaikan aja," ucapnya.

 

Sekjen Partai Golkar itu menilai, pencalonan kali ini tidak akan rumit dibandingkan ketika mengajukan Jenderal Andika Perkasa pada tahun lalu. 

Lodewijk memastikan tidak ada faktor politis dalam penentuan Panglima TNI yang baru. Sebab, menurutnya, ketiga kepala staf TNI punya peluang yang sama untuk menggantikan Jenderal Andika Perkasa.

"Tidak ada (hal politis), karena presiden juga bagaimana mewadahi keinginan katakan angkatan, ada darat, laut, udara. Mungkin itu juga salah satu pertimbangan, profesionalisme ya jelas setiap Kepala Staf Angkatan udah hebat banget lah. Siapa yang cocok, semuanya cocok, ketiga-tiganya cocok," kata Lodewijk.