JAKARTA - Politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno mengatakan momen Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) duduk semeja dalam rangkaian acara KTT G20 di Bali, sangat mengagumkan.
Menurutnya, sikap Megawati dan SBY patut menjadi contoh dalam praktik berpolitik di Indonesia agar suasana menjadi lebih sejuk.
"Melihat para pemimpin bangsa ada di satu meja, kita melihat simponi kultural yang mengagumkan. Kita melihat wajah Indonesia," ujar Hendrawan, Rabu 16 November.
Anggota DPR itu mengatakan, pemandangan tersebut sekaligus menumbangkan spekulasi bahwa ada ketidakharmonisan antara dua mantan presiden itu.
"Sangat membanggakan bukan? Berarti yang diembuskan selama ini, bahwa banyak pemimpin kita yang tidak akur, terlalu didramatisir," kata Hendrawan.
Diketahui, Presiden ke-5 Megawati Soekarnoputri dan Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono satu meja ketika Gala Dinner KTT G20. Partai Demokrat berharap, momen ini membuat teduh suasana jelang tahun politik pada 2024 mendatang.
"Kita berharap kebersamaan ini juga akan membawa suasana yang teduh pula dalam dinamika perpolitikan nasional utamanya memasuki tahun politik mendatang," kata Deputi Bappilu Partai Demokrat Kamhar Lakumani dalam keterangan tertulisnya kepada wartawan, Selasa, 15 November.
Kamhar mengatakan dengan bertemunya dua tokoh politik ini di satu meja, pembelahan politik tak lagi terjadi. Apalagi, Megawati dan SBY telah menunjukkan kedewasaan serta kenegarawanan.
BACA JUGA:
Sementara itu, Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon mengatakan Megawati dan SBY satu meja ketika mereka berada di ruang transit sebelum menuju Lotus Pond, Taman Garuda Wisnu Kencana yang jadi tempat gala dinner KTT G20.
Menurut dia, pertemuan antara Ketua Umum PDIP dan Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat itu terasa menyejukkan dan penuh kebersamaan.
"Ini adalah foto saat para mantan Presiden dan Wapres beserta pendampingnya menunggu di Ruang Transit sebelum beranjak ke Lotus Pond GWK untuk menghadiri undangan Jamuan Makan Malam G20," ujar Jansen.