Bagikan:

KEPRI - Pemerintah Kota Tanjungpinang masih melibatkan penjahit lokal untuk pengadaan seragam sekolah tingkat SD dan SMP.

Sekretaris Daerah Tanjungpinang Zulhidayat mengatakan, penjahit lokal tersebut tergabung dalam puluhan kelompok usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

"Ada sekitar 40 kelompok UMKM yang kami libatkan. Satu kelompok terdiri dari 5-10 orang penjahit," kata Zulhidayat di Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), dikutip dari Antara, Selasa 15 November.

Ia mengungkapkan, bantuan seragam sekolah gratis merupakan program tahunan. Bantuan itu mulai dilaksanakan tiga tahun lalu.

Bantuan yang diberikan berupa seragam merah putih, seragam putih biru, pakaian batik dan baju kurung.

Bantuan hanya diberikan kepada pelajar baru di SD dan SMP. Jumlah pelajar baru tersebut sekitar 2.000 orang di Tanjungpinang.

"Jadi penjahit lokal menjahit seragam sekolah itu," ucapnya.

Selain bantuan tersebut, kata dia, pelajar juga mendapatkan bantuan berupa pakaian olahraga dan peralatan pendidikan. Pakaian olahraga dibeli dari Bandung karena alat yang digunakan berbeda dengan menjahit seragam sekolah lainnya.

"Nilai bantuan yang disediakan setiap tahun sekitar Rp8 miliar, sebagian untuk seragam sekolah," tuturnya.

Zulhidayat mengatakan, pengadaan seragam sekolah sejak tahun 2021 berjalan lancar, berbeda dengan tahun 2020.

Penjahit lokal kemungkinan tidak percaya dilibatkan dalam pengadaan seragam sekolah tersebut sehigga pada saat itu tidak mau mengeluarkan modal usaha.

"Kebijakan ini berbeda dengan daerah lainnya. Kalau daerah lainnya, tidak melibatkan penjahit lokal," tandasnya.