Dokter: Jus Buah Tidak Dianjurkan untuk Anak di Bawah 1 Tahun
Ilustrasi - Perajin memasang label pada botol berisi jus buah asli di Kelurahan Kampungdalem, Kota Kediri, Jawa Timur/ANTARA

Bagikan:

JAKARTA - Dokter spesialis anak dr. Herbowo Agung Sp.A tidak menganjurkan anak di bawah usia satu tahun mengonsumsi jus buah karena berbentuk cair. Anak jadi mudah kenyang.

“Yang jadi masalah karena serat buah tinggi dan dia mengenyangkan, enggak bisa bikin gemuk. Jadi disarankan di bawah umur satu tahun tidak boleh,” ucapnya dalam diskusi mengenai konsumsi manis pada anak, yang diikuti di Jakarta, Antara, Senin, 14 November. 

Untuk anak yang sudah besar juga sangat dibatasi setidaknya satu atau dua gelas sehari agar tidak mengganggu nafsu makannya. Dan lebih disarankan untuk memberi buah potong segar agar melatih anak makan serat dan latihan mengunyah.

Herbowo mengatakan konsumsi gula menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia adalah pada bayi usia enam sampai delapan bulan hanya boleh diberikan setengah sampai satu sendok teh, sedangkan usia delapan bulan sampai 12 bulan bisa diberi tambahan gula pada makanannya sebanyak setengah sampai satu setengah sendok teh.

Saat memasuki usia dua tahun ke atas sampai 18 tahun, konsumsi gula hariannya sudah mendekati kebutuhan harian dewasa yaitu 25 gram sehari, sedangkan pada dewasa kebutuhan gula harian yang dikonsumsi mencapai 50 gram.

“Jadi patokannya dua sampai 18 tahun, kebutuhannya setengah dewasa, 18 tahun ke atas itu 50 gram. Anak pun tidak boleh sebanyak dewasa. Artinya anak SMP hingga SMA juga harus hati-hati kadang konsumsi gula melebihi orang dewasa,” ucapnya.

Gula pada susu formula maupun susu Ultra High Temprature juga dapat mengakibatkan gula menumpuk pada tubuh jika dikonsumsi secara berlebihan. Selain itu orang tua juga perlu memperhatikan asupan susu agar tidak mengganggu pola makannya, terlebih untuk anak usia di bawah setahun.

“Walaupun gulanya secara komposisi baik tapi kalau berlebihan akhirnya jumlahnya juga akan jadi banyak. Susu juga bisa membikin gigi rusak kalau terlalu banyak karena pakai dot,” ucap dokter di Rumah Sakit Hermina Jatinegara ini.

Untuk mengontrol gula harian, Herbowo mengatakan banyak masyarakat menggunakan pemanis buatan yang diklaim indeks glikemiknya rendah atau yang dikhususkan untuk penderita diabetes. Namun, hal itu akan sama saja dengan menggunakan gula biasa jika dikonsumsi secara berlebihan karena kadar gulanya yang sedikit.

“Pemakaiannya harus dikontrol dengan baik kalau berlebihan gulanya juga akan menumpuk, bahkan buah-buahan pun kalau dikonsumsi berlebihan bisa saja gulanya menumpuk walaupun akan sangat sulit sekali untuk bisa makan buah sampai akhirnya gulanya berlebihan,” ucapnya.

Herbowo menjelaskan konsumsi buah menjadi pilihan terbaik untuk membatasi jumlah gula dalam tubuh karena sebanyak apapun asupan buah yang manis sekalipun, tidak bisa menyeimbangkan kadar gula pada pemanis buatan.