PM Hun Sen Siapkan Jam Tangan Mewah untuk Suvenir KTT ASEAN: Buatan Kamboja, Hanya Ada 25 Unit
Jam suvenir KTT ASEAN. (Sumber: Facebook: PM Kamboja Samdech Hun Sen)

Bagikan:

JAKARTA - Perdana Menteri Kamboja Hun Sen yang disebut sebagai penggemar jam tangan mewah, akan membagikan jam tangan buatan lokal yang rumit sebagai suvenir bagi para pemimpin dunia pada pertemuan puncak KTT ASEAN yang digelar di negaranya pekan ini.

Foto-foto yang dibagikan oleh Hun Sen di halaman Facebook resminya menunjukkan tampilan close-up dari jam tangan edisi terbatas dengan tangan emas, kotak transparan, dan tali kulit cokelat, dihiasi dengan kata-kata "ASEAN Kamboja 2022" dan "Buatan Kamboja".

"Jam tangan ini telah disiapkan dan dirakit oleh teknisi Kamboja murni, yang merupakan bagian dari ilmu pengetahuan dan teknologi dan perkembangan Kamboja," tulis Hun Sen tentang 25 jam tangan edisi terbatas tersebut, melansir Reuters 10 November.

Sebuah video menunjukkan roda gigi bagian dalam jam tangan yang rumit, diukir dengan "tourbillon" dan "dua puluh lima (25) permata" dan nama pembuat jam Kamboja, Prince Horology.

Harga jam tangan buatan Kamboja belum diumumkan.

Seorang ahli mengatakan, foto dan video jam tangan ASEAN tampaknya menunjukkan mekanisme tourbillon yang canggih, yang membutuhkan keahlian tingkat tinggi dan dapat membawa label harga enam digit, meskipun ia menolak untuk berspekulasi tentang nilai versi buatan Kamboja.

"Mekanisme ini tidak penting untuk ketepatan waktu yang akurat, tetapi dipasarkan sebagai fitur yang rumit dan (bagian dari) arloji mewah," terang Jeremiah Chan, editor di majalah Revolution yang berbasis di Singapura, yang mengkhususkan diri pada jam tangan kelas atas.

Kantor perdana menteri tidak menanggapi permintaan informasi lebih lanjut tentang jam tangan itu.

"Ini benar-benar mewakili negara kita," kata pengusaha Ramaneth Heur. "Hadiah ini menunjukkan bahwa Khmers bisa melakukannya dan memasuki panggung dunia," lanjutnya.

Adapun Sok Eysan, juru bicara Partai Rakyat Kamboja pimpinan Hun Sen, mengatakan "tidak ada yang politis atau aneh" tentang jam tangan itu.

"Ini adalah kebaikan dari negara tuan rumah untuk memberikan mereka sebagai suvenir kepada para pemimpin," katanya melalui telepon.