Bagikan:

JAKARTA - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti menyebut sebanyak 92 nama berpeluang menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2022-2027.

"Yah, di Muhammadiyah ini, sekarang calonnya ada 92 (nama)," ujar Mu'ti seusai menjadi pembicara dalam bedah buku Kontestasi Politik, Gerakan Islam Indonesia di Ruang Publik Digital, di Jakarta, Antara, Kamis, 10 Oktober. 

Ia mengatakan dalam Muktamar ke-48 Muhammadiyah Aisyiyah yang akan digelar di Universitas Muhammadiyah Surakarta, Jawa Tengah, pada 18-20 November 2022, akan memilih pemimpin baru periode berikutnya.

Menurutnya, tak ada tokoh yang diunggulkan untuk bisa melanjutkan estafet kepemimpinan salah satu organisasi keagamaan Islam terbesar di Indonesia tersebut. Kata dia, ke-92 nama yang muncul sama-sama memiliki peluang untuk menjadi ketua umum.

"Kekuatan Muhammadiyah ini terletak pada sistem organisasi. Muhammadiyah tidak bergantung pada sinten (siapa) dan tidak bergantung pada pinten (berapa)," kata dia

Namun, ia tidak menyebutkan siapa saja tokoh yang masuk dalam bursa ketua umum. Saat disinggung kesediaannya apabila dipilih sebagai ketua umum yang baru, Abdul Mu'ti secara tegas menyatakan kesiapannya.

"Kalau dikatakan bersedia, yah, siap saja," kata dia.

Pemilihan Ketua Umum dan Anggota PP Muhammadiyah menjadi salah satu agenda penting dalam Muktamar Ke-48 Muhammadiyah Aisyiyah.

Ada empat tahap pemilihan calon ketua umum Muhammadiyah yakni penjaringan, verifikasi, pengesahan pada sidang tanwir, dan pemilihan.

Pada tahap penjaringan dan verifikasi yang telah dilalui munculnya 92 nama calon ketua umum yang dinyatakan lolos verifikasi. Selanjutnya dilakukan pengesahan pada sidang tanwir pada 18 November 2022.

Sidang tanwir digelar dengan agenda pemilihan 92 calon ketua umum hingga mengerucut pada 39 nama calon. Tahap berikutnya, 39 nama yang terpilih dalam sidang tanwir dibawa ke Muktamar untuk dilakukan pemilihan untuk menghasilkan 13 orang.

Di antara 13 orang ini akan ada pemilihan mengenai siapa ketua umum dan sekretaris umum. Setelah selesai Muktamar, tim 13 itu menyusun kembali kelengkapan struktural di Muhammadiyah.