Ada Laporan Pilotnya Latih China, Australia Tinjau Kewajiban Militer Lindungi Rahasia Negara
Menteri Pertahanan Australia Richard Marles saat memberikan keterangan pers bersama Menteri Pertahanan AS dan Menteri Pertahanan Jepang. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

Bagikan:

JAKARTA - Australia akan meluncurkan tinjauan tentang kewajiban mantan personel militer untuk melindungi rahasia negara, menyusul laporan warga Australia termasuk di antara pilot militer Barat yang telah didekati untuk membantu melatih militer China.

Menteri Pertahanan Richard Marles mengatakan pada Hari Rabu, badan-badan intelijen dan Polisi Federal Australia sedang menyelidiki sejumlah kasus di Australia, mengumumkan peninjauan terhadap kebijakan dan prosedur yang mengatur personel Angkatan Pertahanan Australia.

"Bagi mereka yang memiliki rahasia negara kita, baik melalui dinas di Angkatan Bersenjata Australia atau dinas di bagian lain Persemakmuran, ada kewajiban abadi untuk menjaga rahasia itu," katanya dalam konferensi media, melansir Reuters 9 November.

"Penting bagi kita untuk memiliki kerangka kerja paling kuat yang ada untuk melindungi informasi Australia dan melindungi rahasia kita," sambungnya.

Inggris mengatakan akan mengubah undang-undang keamanan nasionalnya, untuk menghentikan mantan pilot militer yang direkrut oleh agen pihak ketiga untuk bekerja di China, setelah laporan hingga 30 pilot telah melatih militer China.

Laporan media Inggris telah berfokus pada Test Flying Academy of South Africa, yang menanggapi dalam sebuah pernyataan di situs webnya yang mengatakan "sangat percaya bahwa tindakannya dan tindakan karyawannya, tidak bertentangan dengan undang-undang Inggris".

Sementara, Menteri Pertahanan Selandia Baru juga telah meminta saran tentang apakah Angkatan Bersenjata Selandia Baru memerlukan undang-undang yang diterapkan, untuk menghentikan mantan pilot militer melatih pilot militer asing, kata seorang juru bicara dari kantor perdana menteri.

Diketahui, empat mantan personel pertahanan Selandia Baru bekerja untuk sekolah pelatihan penerbangan Afrika Selatan.

Sebelumnya, seorang warga negara Australia, Daniel Edmund Duggan, ditangkap di Negara bagian New South Wales pada minggu yang sama ketika Inggris mengumumkan tindakan keras terhadap mantan pilot militer.

Duggan, mantan pilot US Marines Corp yang bekerja di China sebagai konsultan penerbangan dan pelatih penerbangan, menghadapi kemungkinan ekstradisi ke Amerika Serikat atas tuduhan yang tidak diungkapkan.

Pengacaranya mengatakan Duggan membantah melanggar hukum AS atau Australia. Rincian surat perintah penangkapan AS dan tuduhan yang dia hadapi disegel.

Reuters melaporkan Duggan bekerja di Beijing sejak 2014, mencantumkan alamat Beijing yang sama dengan seorang pengusaha China yang dipenjara di Amerika Serikat, karena bersekongkol meretas komputer kontraktor pertahanan AS.

Terpisah, sidang Parlemen Australia diberitahu oleh pejabat pertahanan pada Hari Rabu, biaya lebih dari 15 juta dolar Australia (9,75 juta dolar AS) untuk melatih pilot jet tempur, dan pengungkapan informasi resmi oleh seorang pilot kepada orang yang tidak berwenang setelah mereka meninggalkan angkatan pertahanan adalah sebuah pelanggaran.

"Aktor asing akan menargetkan orang-orang kami karena keterampilan unik yang mereka miliki," sebut Celia Perkins, Wakil Menteri Pertahanan untuk Bidang Keamanan.