Bagikan:

JAKARTA - Indonesia dan Korea Selatan saat ini sedang mengembangkan program pesawat tempur KFX/IFX. Sejauh ini, ada sejumlah kekurangan dalam tahapan produksi pesawat tersebut.

Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto mengatakan program pesawat tempur KFX/IFX kekurangan sembilan teknologi. Hal itu dikatakannya saat memberikan sambutan pada acara seminar nasional "Tantangan TNI AU dalam Perkembangan Teknologi Elektronika Penerbangan" di Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, dikutip dari Antara, Selasa 8 November.

"Ada sembilan teknologi yang masih sulit kita dapatkan, tapi oke; sembilan yang kita sulit dapat, tapi kita dapat 48. Jadi, minimal kita ada usaha," ujar Prabowo.

Namun demikian, lanjut Prabowo, hal itu tidak menghambat proses kerja sama pengembangan pesawat tempur generasi 4.5 tersebut. "Saya kira tidak menghambat," imbuhnya.

Oleh karena itu, dia meminta agar para insinyur, mekanik, dan ilmuwan dari Indonesia harus dilibatkan dalam proyek tersebut. Mantan komandan jenderal Kopassus itu kemudian membandingkan biaya pengadaan jet tempur buatan Prancis Rafale dengan jet tempur KFX/IFX yang harganya separuh lebih murah dari Rafale.

Namun, menurut dia, strategi yang diterapkan dalam pembangunan kekuatan udara di antaranya adalah tetap mengejar kecanggihan, sambil membangun kemampuan dan melengkapi dengan teknologi-teknologi lain.

"Rafale kita kejar, F-15 kita mungkin kejar, kita kejar, tapi sementara kita akan pacu kemampuan kita membuat pesawat-pesawat kita sendiri. Saya yakin beberapa tahun lagi kita akan memiliki pesawat-pesawat tempur yang cukup canggih produksi bangsa kita sendiri," pungkasnya.