2 Pilot TNI AU Ikut Uji Purwarupa Jet Tempur KFX/IFX
Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah

Bagikan:

JAKARTA - TNI Angkatan Udara (AU) mengirimkan dua pilot mereka untuk terlibat dalam uji fungsi purwarupa pesawat jet tempur hasil pengembangan kerja sama Indonesia-Korea Selatan (Korsel), KFX/IFX, yang dinamai KF-21 Boramae.

Hal itu disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AU (Kadispenau) Marsma TNI Indan Gilang Buldansyah yang menekankan pengiriman kedua pilot ke Korsel tersebut menjadi kelanjutan atas keterlibatan TNI AU sejak tahap perancangan.

"KFX itu Angkatan Udara sudah involve (terlibat) dari awal mulai desain, dan saat ini pilot uji kita sudah di sana (Korsel), ada dua orang di sana, mengikuti proses uji fungsi pesawat prototype (purwarupa)," kata Indan dilansir ANTARA, Selasa, 21 Februari.

Kadispenau juga menyatakan ada kemungkinan kedua pilot TNI AU akan on board ke unit purwarupa pesawat tersebut, meski saat ini hal itu belum terjadi.

"(Pesawat) prototype itu betul-betul baru diterbangkan, pilot kita ikut dalam proses itu, tapi memang belum on board di pesawat KFX-nya. Tapi mungkin nanti akan ada kesempatan sampai di sana," ujar Indan.

Komitmen Pemerintah Indonesia untuk lanjut terlibat dalam pengembangan pesawat tempur KFX/IFX KF-21 Boramae sempat ditegaskan oleh Wakil Menteri Pertahanan M. Herindra saat menghadiri Upacara Perayaan KFX/IFX di Pangkalan Udara Sacheon, Korsel, 28 September 2022.

"Indonesia tetap berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan program pengembangan bersama pesawat tempur yang bekerja sama dengan Korea Selatan itu," kata Herindra.

Indonesia sambungnya harus optimistis suatu saat pesawat jet tempur KF-21 Boramae bakal menjadi bagian dari alat utama sistem persenjataan (alutsista) yang memperkuat pertahanan udara Indonesia.

Kerja sama Indonesia-Korsel dalam pengembangan KFX/IFX ditegaskan lewat nota kesepahaman pada 2011, menindaklanjuti nota minat kedua negara atas hal itu dua tahun sebelumnya.

Kerja sama tersebut juga mencakup proses alih teknologi, di mana sedikitnya 37 insinyur telah mengikuti kegiatan di Korsel. Indonesia juga menargetkan pengiriman 100 insinyur secara bergiliran untuk mengikuti program di Korsel sejak September 2021 hingga pertengahan 2026.