Sulawesi Tenggara Paling Tinggi Terapkan Prokes, Terendah Papua saat Pencoblosan
Ilustrasi/VOI

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Dewi Nur Aisyah memaparkan data monitoring pelaksanaan kepatuhan protokol kesehatan terhadap pemilih dan tempat pemungutan suara (TPS) pada daerah yang menyelenggarakan Pilkada Serentak 2020.

Monitoring ini tercatat dalam aplikasi Bersatu Lawan COVID-19 (BLC) yang dipaparkan secara real time. Kata Dewi, pemantauan telah dilakukan kepada lebih dari 270 ribu pemilih dari 34 ribu lokasi di 299 kabupaten/kota.

Berdasarkan hasil pantauan, sementara ini tercatat bahwa pemilih Provinsi Papua berada di urutan paling rendah yang patuh menerapkan protokol kesehatan. Sementara, Sulawesi Tenggara berada di urutan tertinggi.

"Kalau kita lihat berdasarkan provinsi, kita bisa melihat ada range di sini di antara masing-masing provinsi dengan kepatuhan menggunakan maskernya, yang paling tinggi bisa kita lihat di Sulawesi Tenggara 100 persen dan yang paling rendah adalah 80,95 persen di Papua," kata Dewi dalam siaran langsung Youtube BNPB Indonesia, Rabu, 9 Desember.

Terkait dengan menjaga jarak, provinsi dengan kepatuhan yang tertinggi juga berada di Sulawesi Tenggara dengan angka 100 persen. 

"Sampai dengan yang urutan ujung, ini di Papua menempati posisi terakhir soal kepatuhan menjaga jarak sebesar 64,73 persen. Ini nanti bisa kita evaluasi juga daerah-daerahnya," kata Dewi.

Sementara, terhadap pemantauan kepatuhan protokol kesehatan di TPS, Satgas COVID-19 telah melakukan monitoring di 6.200 TPS dari 180 kabupaten/kota.

Secara umum, TPS yang menyediakan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, dan pemeriksaan suhu tubuh sebanyak 90 persen. 

Lalu, terkait dengan sosialisasi aturan protokol seperti pemasangan spanduk, poster, atau pengeras suara yang mengingatkan masyarakat untuk patuh kepada 3M sebanyak 78 persen dari seluruh TPS yang dipantau.

Terkait dengan ketersediaan petugas yang untuk mengingatkan masyarakat agar tidak jengah untuk  menerapkan protokol terpantau dilakukan sebanyak 87 persen TPS.

Penyemprotan disinfektan telah dilakukan di 77 persen dari TPS yang dipantau. "Namun, angkanya masih akan terus bertambah karena masih menunggu terkait dengan perhitungan suara. Kalau yang disinfeksi ini masih akan menunggu," ucap Dewi.

Terkait dengan kebutuhan KPU soal menyediakan sarung tangan plastik untuk memilih, hal ini berjalan lebih dari 91 persen TPS yang dopantau. Penggunaan sarung tangan medis untuk petugas ada pada lebih dari 92 persen. 

Selanjutnya, besaran petugas menggunakan masker, pelaporan di lapangan tercatat ada 95 persem lebih TPS sudah menerapkan, sementara penggunaan face shield berada di angka 93 persen.

Sekitar 80 persen dari seluruh TPS yang dipantau memiliki bilik khusus. Sementara, 20 persen lainnya belum tersedia ruang bilik khusus untuk pemilih yang bersuhu di atas 37,3 derajat celsius.

"Ketersediaan petugas dengan APD lengkap ini digunakan untuk mendampingi pemilih dengan suhunya tinggi ini tersedia di 65% tempat TPS, sisanya belum lengkap. Dan yang terakhir adalah ketersediaan tinta tetes bukan yang dicelup ini sudah di angka 89 persen dari seluruh TPS yang kita pantau," pungkas Dewi.