Selandia Baru Peringati Satu Tahun Letusan Gunung White Island yang Menewaskan Puluhan Orang
Letusan Gunung White Island 9 Desember, 2019 (Sumber: Institute of Geological and Nuclear Sciences Ltd)

Bagikan:

JAKARTA - Selandia Baru memperingati satu tahun meletusnya Gunung White Island yang menewaskan 22 orang pada Rabu, 9 Desember tahun lalu. Perdana Menteri Selandia Baru, Jacinda Ardern menyebut musibah itu sebagai peristiwa yang menghancurkan hati warga Selandia Baru.

Letusan Gunung White Island atau yang dalam bahasa Maori disebut Whakaari, membawa duka mendalam bagi keluarga yang ditinggal. Sementara korban luka-luka dan selamat atas bencana itu juga menderita trauma mendalam.

“Di negara yang telah mengalami begitu banyak rasa sakit dan kehilangan belakangan ini, 9 Desember 2019 sangat menghancurkan,” kata Ardern pada acara peringatan di Whakatane, sebuah kota dekat pulau itu yang dikutip Reuters.

Ardern pun mengirimkan pesan duka kepada para korban dan keluarga yang terkena dampak. Tak lupa, Ardern mengucapkan rasa terima kasihnya kepada tenaga medis yang siap sedia membantu para korban letusan gunung White Island.

Tercatat, ada 47 orang yang barada di Pulau itu ketika gunung berapi meletus pada pukul 2:11 siang waktu setempat. Gunung White Island meletus dua kali berturut-turut dan memuntahkan abu hingga 12 ribu kaki ke udara.

Dari 47 orang, korban adalah mayoritas pelancong dari ragam negara seperti Australia, Amerika Serikat, Inggris, China, Jerman, dan Malaysia. Mereka saat itu sedang plesiran menggunakan kapal pesiar Ovation of the Seas yang sedang berkeliling Selandia Baru.

Korban meninggal pun mencapai 22 orang. Yang mana 17 orang adalah warga Australia. Untuk itu, Menteri Luar Negeri Australia, Marise Payne mengungkap rasa bela sungkawanya kepada keluarga korban.

“Bersama dengan banyak orang lainnya di Australia dan Selandia Baru, rekan saya dan saya di seluruh Pemerintah Australia menghormati ingatan mereka yang tersesat dalam bencana tersebut, dan merenungkan ketahanan mereka yang selamat dan keluarga mereka,” kata Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dalam sebuah pernyataan.