Komunikasi Masih Terputus, Belum Ada Laporan Resmi Korban dan Kerusakan Akibat Tsunami di Tonga
Ilustrasi Tonga usai diterjang Siklon Tropis Ian tahun 2014. (Wikimedia Commons/Department of Foreign Affairs and Trade)

Bagikan:

JAKARTA - Tonga yang dilanda tsunami sebagian besar tetap tidak dapat dihubungi pada Hari Minggu, dengan sambungan telepon dan internet terputus, dengan laporan mengenai kerusakan dan korban belum tersedia.

Sebuah gunung berapi bawah laut di lepas pantai Tonga meletus pada Hari Sabtu, memicu peringatan gelombang tsunami setinggi 1,2 meter dan perintah evakuasi di pantai Tonga serta beberapa pulau Pasifik Selatan, di mana rekaman di media sosial menunjukkan gelombang menghantam rumah-rumah pesisir.

Internet dan saluran telepon terputus sekitar pukul 18.40. waktu setempat pada Hari Sabtu, meninggalkan 105.000 penduduk di pulau-pulau hampir tidak dapat dihubungi.

Belum ada laporan resmi tentang cedera atau kematian di Tonga, meskipun komunikasi terbatas dan kontak belum terjalin dengan daerah pesisir terpencil di luar ibu kota Nuku'alofa dan lebih dekat ke gunung berapi, kata Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern pada Hari Minggu, mengutip Reuters 17 Januari.

Tonga, sebuah negara kepulauan dengan sekitar 105.000 penduduk, terletak 2.383 kilometer (1.481 mil) timur laut Selandia Baru.

"Nuku'alofa tertutup gumpalan tebal debu vulkanik, tetapi sebaliknya kondisinya tenang dan stabil. Ada bagian Tonga yang belum kami ketahui. Kami hanya belum menjalin komunikasi," ungkap PM Ardern.

Gambar satelit menangkap letusan gunung berapi pada Hari Sabtu, ketika ledakan itu mengirimkan gumpalan asap ke udara dan sekitar 12 mil di atas permukaan laut. Langit di atas Tonga digelapkan oleh abu.

Kekhawatiran tumbuh di antara komunitas Tonga di Selandia Baru, putus asa untuk melakukan kontak dengan keluarga mereka di rumah. Beberapa gereja mengorganisir doa komunitas di Auckland dan kota-kota lain.

"Kami berdoa Tuhan akan membantu negara kami pada saat yang menyedihkan ini. Kami berharap semua orang aman," ujar Maikeli Atiola, Sekretaris Gereja Wesleyan Tonga di Auckland, Radio Selandia Baru melaporkan.

PM Ardern mengatakan, kabel komunikasi bawah laut utama telah terkena dampak, kemungkinan karena kehilangan daya. Listrik sedang dipulihkan di beberapa daerah di pulau-pulau dan ponsel lokal perlahan mulai bekerja, tambahnya.

Penilaian kerusakan resmi belum tersedia, katanya, tetapi komisi tinggi Selandia Baru di Nuku'alofa telah mengatakan kepadanya, tsunami memiliki dampak yang signifikan di tepi pantai di sisi utara Nuku'alofa, dengan perahu dan batu-batu besar terdampar di pantai.

"Toko-toko di sepanjang pantai telah rusak dan pembersihan yang signifikan akan diperlukan," jelas PM Ardern.

Australia mengatakan akan mengirim pesawat pengintai P8 ke Tonga pada Hari Senin untuk menilai kerusakan infrastruktur penting seperti jalan, pelabuhan dan saluran listrik, yang akan menentukan fase berikutnya dari upaya tanggapan. Sementara dii Amerika Serikat, Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengatakan negaranya siap memberikan dukungan.

Diketahui, gunung berapi Hunga-Tonga-Hunga-Ha'apai telah meletus secara teratur selama beberapa dekade terakhir. Tetapi, letusan Hari Sabtu begitu keras sehingga penduduk bagian Fiji dan Selandia Baru yang jauh mengatakan mereka mendengarnya.

"Seluruh rumah saya gemetar," ungkap Sanya Ruggiero, Konsultan Komunikasi Konsultan yang berbasis di Suva, ibu kota Fiji, sekitar 750 km dari Tonga.

"Pintu-pintu saya, jendela-jendela saya berderak-derak seperti neraka. Dan pintu saya bahkan tidak seburuk yang lain. Ratusan orang berlarian keluar dari rumah mereka," papar Ruggiero, yang berkonsultasi dengan beberapa badan termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Gemuruh dan letusan dari gunung berapi terus terdengar sepanjang malam, kata Ruggiero. Ratusan orang dipindahkan ke pusat-pusat evakuasi di Suva. Fiji Airways harus membatalkan semua penerbangannya karena awan abu.

"Ini adalah bencana terburuk yang pernah dialami Tonga dalam ingatan hidup dan pemulihan dari ini akan memakan waktu bertahun-tahun," tandas Ruggiero.

Para ahli mengatakan abu yang jatuh dapat mencemari air minum dan menyebabkan masalah pernapasan.

"Bantuan akan dibutuhkan untuk memulihkan persediaan air minum. Penduduk Tonga juga harus tetap waspada terhadap letusan lebih lanjut dan terutama tsunami dengan pemberitahuan singkat dan harus menghindari daerah dataran rendah," terang Shane Cronin, profesor di School of Environment, University of Auckland.

Untuk diketahui, letusan delapan menit pada Hari Sabtu memicu peringatan tsunami dan evakuasi di beberapa negara. Letusan tersebut menyebabkan banjir di sebagian pesisir Alaska dan California di Amerika Serikat.

Banjir dari gelombang pasang juga dilaporkan di Chili, sekitar 10.000 kilometer jauhnya, dan ratusan ribu warga Jepang disarankan untuk mengungsi karena gelombang lebih dari satu meter menghantam daerah pesisir.