JAKARTA - Angka kasus aktif dan kematian akibat COVID-19 dalam dua bulan terakhir harus jadi lampu kuning bagi pemerintah. Sudah saatnya mempersiapkan lagi langkah-langkah antisipasi terhadap potensi ledakan kasus yang dipicu varian Omicron XBB ini.
Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Charles Honoris, bilang salah satunya dengan mengevaluasi kegiatan-kegiatan pengumpulan massa dalam jumlah besar, yang kian marak di akhir-akhir tahun ini.
“Terlebih jika dalam kegiatan tersebut penegakan Prokes sulit untuk diterapkan," ucap Charles, Jumat 4 November.
Pemerintah juga perlu terus menggenjot vaksinasi booster (dosis ketiga) yang menurut data Satgas COVID-19 per 3 November 2022 cakupannya baru mancapai 27,76 persen.
"Segala faktor penyebab lambatnya vaksinasi booster, seperti keterbatasan stok vaksin di daerah, harus segera ditanggulangi, karena lagi-lagi laju vaksinasi kita harus berkejaran dengan laju penyebaran virus yang semakin cepat akibat subvarian XBB,” ujar legislator dari Dapil Jakarta III ini.
Charles juga meminta Pemerintah kembali menyiapkan skenario terburuk jika dalam waktu dekat peningkatan angka kejadian dan kematian akibat Omicron XBB ini meningkat secara eksponensial.
“Apabila langkah pembatasan sosial harus kembali dijalankan demi meredam penularan, maka hal tersebut harus dipersiapkan dengan matang, baik secara teknis di lapangan maupun cara komunikasi kepada publik,” ujar Waketum KADIN Bidang Kesehatan ini.
Pada prinsipnya, tegas Charles, segala langkah kebijakan antisipasi terhadap potensi ledakan Omicron XBB harus dikaji secara matang dan memerhatikan banyak faktor secara komprehensif, sehingga bisa meminimalisir potensi kerugian yang dialami masyarakat luas.
“Karena dalam penanggulangan wabah kesehatan, keselamatan rakyat adalah di atas segalanya,” tegas politikus PDI Perjuangan ini.