JAKARTA - Anggota Komisi III Andi Rio Idris Padjalangi mengapresiasi petunjuk dan arahan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo kepada jajarannya dalam mengantisipasi meningkatnya varian COVID-19 yaitu Omicron yang semakin memprihatinkan.
"Ini bukti bahwa Kapolri menaruh perhatian yang sangat serius dalam melakukan pengendalian COVID-19 di tengah masyarakat, Terutama pada varian jenis baru yaitu Omicron yang semakin merebak," kata Andi Rio dalam keterangannya di Jakarta, Rabu 16 Februari.
Dia berharap aparat kepolisian di seluruh Indonesia dapat menjalankan instruksi Kapolri dalam melakukan evaluasi terhadap langkah pencegahan dan penanganan COVID-19 yang dilakukan di tengah masyarakat.
Menurut dia, aparat kepolisian harus terus membangun sinergitas dengan Satgas COVID-19 yang telah dibentuk pemerintah dan pemangku kepentingan terkait.
"Aparat kepolisian harus terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai bahaya COVID-19 dengan cara-cara yang humanis dan mudah diterima," ujarnya.
BACA JUGA:
Andi Rio juga meminta Polri harus terus membantu pemerintah pusat untuk melakukan percepatan vaksinasi kepada seluruh masyarakat seperti vaksin booster dan penerapan disiplin protokol kesehatan.
"Saya apresiasi institusi Polri yang selalu konsisten membantu program program pemerintah dalam percepatan vaksinasi di berbagai daerah. Itu bukti nyata bahwa Polri hadir di tengah masyarakat dan selalu dekat dengan rakyat," katanya.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo meminta jajarannya untuk memetakan dan mengevaluasi penyebab peningkatan angka harian COVID-19 di wilayah, guna menentukan langkah ataupun strategi dalam penanganan dan pengendalian pandemi COVID-19 di Tanah Air.
“Ini menjadi perhatian semua walaupun di satu sisi hal yang membedakan adalah keterisian tempat tidur di rumah sakit, angka kematian yang apabila dibandingkan varian Delta, maka angkanya saat ini masih berada jauh,” kata Sigit, memberikan arahan saat memimpin rapat video conference (Vicon) kepada seluruh jajaran di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (15/2).
Menurut dia, perbedaan angka BOR rumah sakit dan angka kematian yang terjadi saat ini belum menempatkan Indonesia dalam kondisi aman dari ancaman penyebaran COVID-19. Karena berdasarkan fakta di lapangan, tetap ada peningkatan angka kematian, walaupun peningkatan tersebut tidak seperti varian Delta yang terjadi pada Juli 2021.
Jenderal bintang empat itu mengatakan, evaluasi dan pemetaan diperlukan untuk mengetahui penyebab lonjakan kasus positif COVID-19 di Tanah Air. Apakah karena kedisiplinan warga menerapkan protokol kesehatan sudah berkurang, atau interaksi sosial masyarakat yang tinggi hingga menjadikan kerumunan.