Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 20 ribu perempuan berkebaya dari berbagai organisasi akan mengikuti Parade Budaya Nusantara 6 November 2022 mendatang yang digelar Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT).

Tujuan acara itu bukan cuma untuk melestarikan budaya. Yang tidak kalah penting, sekaligus upaya mencegah terorisme di Tanah Air.

"Pesertanya 20 ribu wanita berkebaya dari berbagai organisasi wanita di Indonesia," kata Kepala BNPT Komjen Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu 26 Oktober dilansir dari Antara.

Boy mengatakan budaya bangsa adalah vaksin yang efektif untuk mencegah berkembangnya virus intoleransi, radikalisme, dan terorisme. Pasalnya, dalam budaya bangsa terkandung nilai-nilai penghormatan terhadap keragaman antarsuku bangsa di Indonesia.

Menurut dia, kebaya adalah identitas budaya nasional. Dengan diangkat atau diusung, maka harapannya kebaya kembali berkembang menjadi ciri khas busana Indonesia.

"Ini untuk membangun dari sisi aspek budaya bangsa. Jika kecintaan pada budaya sendiri terus tumbuh maka ini menjadi cara yang efektif dalam mengeliminasi budaya transnasional," tegas Boy Rafli.

Organisasi perempuan yang berkolaborasi dengan BNPT dalam Parade Budaya Nusantara, antara lain, Perempuan Indonesia Maju, Perempuan Berkebaya Indonesia, Pecinta Sanggul Nusantara, Yayasan Citra Kartini Indonesia, Warisan Budaya Indonesia, Fatayat NU, FSKN, dan NKRI Berkebaya.

"BNPT berkolaborasi dengan semua pihak untuk penanggulangan terorisme, termasuk kali ini dengan organisasi wanita di bidang budaya," katanya.

Dalam Parade Budaya Nusantara kali ini sebanyak 20 ribu kaum ibu akan melakukan parade kebaya dengan titik kumpul di Sarinah pada 6 November 2022. Mereka akan bergerak ke Patung Kuda di Monas dengan mengenakan aneka kebaya dari berbagai daerah.

Mantan Kapolda Papua tersebut berharap penguatan budaya terhadap kebaya tidak berhenti pada Parade Budaya Nasional. Namun, pemerintah diharapkan mengakui Hari Kebaya Nasional.

Tidak hanya itu, sambung dia, kebaya diharapkan ditetapkan sebagai busana resmi dari Indonesia oleh UNESCO.