Soal Pimpinan Akan Berangkat Cek Kondisi Lukas di Jayapura, Alexander KPK: Bisa Ketua Atau yang Lain
Lukas Enembe, Gubernur Papua sekaligus tersangka kasus dugaan korupsi yang perkaranya ditangani KPK. (Antara)

Bagikan:

JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum memutuskan siapa pimpinannya yang akan ikut berangkat ke Jayapura mengecek kondisi Gubernur Papua Lukas Enembe. Siapapun bisa berangkat ke sana.

"Pimpinan ada empat, ya, bisa Pak Ketua, kalau Pak Ketua berhalangan bisa menghubungi saya, Pak Nawawi, Pak Ghufron," kata Wakil Ketua KPK Alexander Marwata kepada wartawan, Selasa, 25 Oktober.

Nantinya, hanya satu pimpinan yang akan diberangkatkan bersama tim dokter independen dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI). Tapi penugasan belum diputuskan dalam rapat koordinasi terakhir.

"Satu sajalah (yang berangkat, red)," tegasnya.

Diberitakan sebelumnya, komisi antirasuah menyebut akan segera membentuk tim yang akan diberangkatkan ke Jayapura, Papua untuk mengecek kondisi Lukas Enembe. Tim tersebut nantinya diisi oleh tim dokter yang independen.

Sementara itu, kuasa hukum Gubernur Papua Lukas Enembe, Roy Rening memastikan tim independen dari IDI akan memeriksa kliennya di Jayapura. Dia bahkan mengklaim Ketua KPK Firli Bahuri akan ikut ke sana.

Roy mendapat informasi Firli bakal ikut ke Jayapura dari Direktur Penindakan KPK Asep Guntur Rahayu. Hanya saja, tak dirinci kapan tim tersebut akan berangkat.

Lukas Enembe telah ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK. Hanya saja, kasus yang menjeratnya belum dirinci.

Lukas sebenarnya akan diperiksa pada Senin, 26 September di gedung Merah Putih KPK, Kuningan Persada, Jakarta Selatan lalu. Namun, pemeriksaan tersebut urung dilakukan karena Lukas mengaku sakit dan tak bisa memberikan keterangan.

Selanjutnya, KPK akan kembali melakukan pemanggilan yang belum diinformasikan pastinya. Lukas diminta kooperatif memenuhi paanggilan penyidik KPK karena keterangannya dibutuhkan untuk membuat terang dugaan korupsi yang terjadi.