Bagikan:

RIAU - Tim dari Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau memasang kamera jebak (camera trap) usai seorang pekerja kebun di Kabupaten Pelalawan, Provinsi Riau, diserang harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae), Sabtu kemarin. 

Kepala BBKSDA Riau Genman S mengatakan, setelah mendapatkan laporan serangan harimau, tim BBKSDA langsung turun untuk melakukan langkah awal mitigasi interaksi negatif dengan memasang kamera jebak.

Selain itu, pihaknya juga melakukan kegiatan patroli perlindungan harimau agar kembali membangun rasa aman para pekerja kontraktor PT Arara Abadi di Distrik Merawang, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan.

"Kami juga berkoordinasi dengan pihak perusahaan terkait implementasi SOP pelaksanaan kegiatan lapangan dan pengawasannya agar dapat mengantisipasi kejadian serupa tidak terjadi lagi di kemudian hari," ujar Genman di Pekanbaru, Antara, Minggu, 23 Oktober. 

Sebelumnya, Adi Saputra (37) di Distrik Merawang, Desa Pulau Muda, Kecamatan Teluk Meranti diserang harimau hingga terluka. 

Peristiwa terjadi saat seluruh pekerja tidur. Korban tiba-tiba terbangun dan melihat ada seekor harimau berjarak sekitar 2 meter darinya.

Korban sontak berteriak keras untuk membangunkan pekerja lainnya dan membuat harimau terkejut. Satwa loreng tersebut seketika menyerang korban yang sedang dalam posisi duduk.

Saat diserang, tangan kiri korban memegang kaki harimau dan tangan kanan korban memegang badan satwa itu sebagai upaya perlawanan. Namun kepala korban sudah terkena cakaran kucing raksasa tersebut.

Korban dan pekerja lainnya mencoba untuk mengusir harimau, namun harimau tersebut enggan pergi dan malah masuk ke dalam kamp dan mengitarinya.

Usai harimau berhasil dihalau, korban segera dibawa ke klinik perusahaan untuk dilakukan pemeriksaan dan penanganan medis. Akibat diserang harimau tersebut, korban mengalami luka robek di kepala atas sehingga mendapatkan 20 jahitan.