JAKARTA - Wilayah Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, dilanda bencana hidrometeorolgi secara bertubi-tubi, setelah cuaca ekstrem berupa hujan lebat disertai angin kencang menerjang sejak Jumat 21 Oktober kemarin pukul 15.00 WIB.
Merujuk laporan Pusdalops Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), mulai dari banjir, tanah longsor dan angin kencang telah berdampak di 11 kelurahan dan 22 desa yang tersebar di 10 kecamatan.
Berdasarkan laporan visual, banjir masih merendam permukiman warga dengan tinggi muka air 20-60 sentimeter. Beberapa pohon tumbang menimpa atap rumah dan infrastruktur lainnya, termasuk menghalangi jalan raya.
Tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kendal bersama unsur gabungan segera bertindak cepat untuk membersihkan batang pohon tersebut.
Laporan visual lainnya juga diketahui dua jembatan rusak berat akibat diterjang banjir dari sungai yang meluap. Beberapa lereng sungai juga mengalami longsor dan retak-retak. Tim BPBD Kabupaten Kendal bersama unsur terkait telah melakukan kaji cepat dan memberikan imbauan kepada warga agar menjauhi lokasi tersebut.
Hasil asesmen sementara, ada sebanyak 2.772 KK terdampak, 8 warga yang tinggal di lereng tanggul yang kritis telah dievakuasi di masjid, 2 rumah rusak sedang, 1 rumah rusak ringan dan 2.772 rumah terendam banjir.
Sebagai upaya penanganan darurat, BPBD Kabupaten Kendal telah mendirikan dua dapur umum di Kecamatan Weleri dan Kecamatan Patebon. Adapun kondisi mutakhir saat ini sebagian besar banjr berangsur-angsur surut, warga sudah mulai membersihkan rumahnya dari lumpur dan material yang terbawa banjir dan jalur yang tertutup batang pohon telah dapat dilewati kembali.
Stasiun Meteorologi Ahmad Yani Semarang telah mengeluarkan informasi peringatan dini cuaca yang menyatakan bahwa hujan dengan intesitas sedang hingga tinggi masih berpotensi terjadi di wilayah Kabupaten Kendal dan sekitarnya hingga Senin (24/10).
Menyikapi adanya informasi tersebut, maka BNPB mengimbau kepada masyarakat dan pemangku kebijakan di daerah setempat agar tetap waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi bencana yang dapat dipicu oleh faktor cuaca.
Kepala BNPB Letjen Suharyanto sudah meminta Pemerintah Daerah memastikan kesiapan alat, perangkat dan personel untuk menghadapi potensi bencana akibat cuaca ekstrem.
BACA JUGA:
Di samping itu, Suharyanto juga meminta agar seluruh unsur Forkopimda melakukan perbaikan lingkungan sehingga bencana seperti banjir, banjir bandang hingga tanah longsor tidak terjadi ke dua kalinya.
Upaya seperti monitoring bantaran sungai dengan susur sungai, normalisasi sungai dan kanal serta pembersihan drainase permukiman agar dilakukan secara berkala untuk memininalisir potensi bencana susulan yang juga dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan.
Khusus bagi masyarakat, apabila terjadi hujan lebat dalam durasi lebih dari satu jam, maka masyarakat yang tinggal di bantaran sungai maupun di lereng tebing agar mengungsi ke tempat yang lebih aman untuk sementara waktu.
Pastikan memperoleh perkembangan informasi terkait peringatan dini cuaca dari BMKG dan informasi mengenai penanggulangan bencana dari BNPB, BPBD, TNI, Polri dan lintas instansi lainnya.