KALBAR - Banjir yang meluas membuat akses menuju wilayah terdampak bencana di Desa Asam Jelai, Kecamatan Jelai Hulu, Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar) terputus.
Kepala Desa Asam Jelai, Joni, mengatakan dampak dari putusnya akses membuat kiriman bantuan menjadi terkendala.
"Krisis sembako karena bantuan sembako untuk warga yang terdampak bencana banjir sulit sampai ke Desa Asam Jelai karena akses jalan darat ke wilayah itu masih terendam banjir," kata Joni di Asam Jelai, Kalbar, dikutip dari Antara, Jumat 21 Oktober.
Dia menjelaskan, aktivitas masyarakat di Desa Asam Jelai lumpuh total karena banjir yang terjadi sudah seminggu lebih.
"Ketinggian air banjir di wilayahnya kami pada badan jalan bisa mencapai 5-6 meter, bahkan ketinggian air di dalam rumah sampai 5 meter," ungkapnya.
Dia mencatat, rumah yang terendam banjir di Desa Asam Jelai sebanyak 197 unit, yang meliputi 254 kepala keluarga dan 826 jiwa.
Joni menambahkan, kerugian dan kendala warga di desanya cukup banyak, di antaranya tidak adanya lagi stok elpiji dan toko-toko tutup karena barang dagangan warga habis tenggelam.
"Tidak adanya alat atau perahu untuk mengevakuasi warga kami dan terbatasnya fasilitas untuk pengungsian," tuturnya.
BACA JUGA:
Kemudian, menurut dia, jauhnya jarak desa untuk ke rumah puskesmas apalagi ke rumah sakit.
"Sulitnya evakuasi masyarakat pada malam karena tidak adanya PLN atau listrik. Bahkan susah melakukan komunikasi karena sulitnya jaringan internet," ujarnya.
Joni menambahkan memang bantuan sudah pernah ada seperti dari pihak kecamatan, perusahaan, Paroki Tanjung, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dan anggota DPRD Provinsi Kalbar.
"Hari ini bantuan sembako baru bisa kami salurkan ke warga, berupa beras lima kilo, mie instan 11 bungkus, susu, sarden, minyak goreng. Pakaian bekas dapat satu lembar per satu KK, pempres dapat tiga lembar, susu satu kotak per 1 KK yang memiliki balita," katanya.
Ia berharap pihak terkait bisa memberikan perhatian khusus ke desanya, karena semua warga terdampak banjir dan aktivitas pekerjaan seratus persen lumpuh total. "Terlebih saat ini ketersediaan sembako sudah sangat terbatas," tandasnya.