Bagikan:

JAKARTA - Calon wali kota Depok yang juga petahana Mohammad Idris tak bisa mengikuti debat pilkada Depok secara langsung di studio televisi. Idris menjalani debat Pilkada Depok secara virtual karena sedang isolasi mandiri usai terpapar COVID-19.

“Alhamdullilah saya sudah sehat berdasarkan hasil swab PCR negatif. Namun saya menjalani ketentuan isolasi dan protokol kesehatan serta menjaga suasana yang nyaman dan kedamaian kita semua, maka saya debat secara virtual,” kata Idris dalam debat Pilkada Depok yang disiarkan YouTube KPU Kota Depok, Jumat, 4 Desember.

Idris yang ‘tampil’ di panggung debat lewat televisi di samping pasangannya, Imam Budi Hartono, lebih dulu menyampaikan terima kasih kepada pejabat sementara wali kota Depok. Tak lupa Idris juga berterimakasih kepada warga Depok yang berpartisipasi memberikan kontribusi untuk kemajuan dan kebersamaan Kota Depok.

“Yang sebagian sekarang (mengaku) tidak merasakan kemajuan Kota Depok, padahal kita semua merasakan kemajuan kota Depok bukan hanya wacana,” tegas Idris.

Depok dipaparkan Idris punya penduduk yang beragam latar belakang. Idris-Imam Budi menegaskan komitmen membangun sumber daya manusia Depok yang religius.

“Yang berbudaya, yang berbasiskan kebinekaan dan ketahanan keluarga. Tentunya kualitas pembangunan SDM dipengaruhi faktor keadilan pendidikan. Berkat Rahmat Allah SWT dan kerja sama, indeks pembangunan manusia Depok terus meningkat sampai 80,82 tahun 2019,” beber dia.

Selain itu, Idris membanggakan pencapaian infrastruktur sekolah yang jumlahnya 1.128. Jumlah ini membuat Depok disebut unggul dari sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat. 

“Depok juga memiliki indeks baik dalam hal kerukunan umat beragama,” katanya.

Pradi Sindir Wacana dan Klaim Kemajuan Depok

Sementara itu pasangan calon nomor urut 1 Pradi Supriatna-Afifah Alia mengatakan Depok memiliki masa depan dan harapan yang baik. Tapi sayang pengelolaannya menurut Pradi tak baik.

“Sayang selama hampir 15 tahun bahkan 5 tahun terakhir rasanya pembangunan ini tidak dilaksanakan dengan baik. Dalam dua kali debat paslon nomor 2 begitu banyak menyampaikan retorika-retorika, penghargaan yang tidak dirasakan masyarakat, klaim untuk hal yang tidak dilakukan,” kata Pradi dalam debat Pilkada Depok.

Pradi yang juga masih menjadi wakil wali kota Depok, mempertanyakan klaim Idris soal pembangunan di Kota Depok seperti balai rakyat dan lapangan sepak bola. 

“Namun ternyata dibangun hampir 20 tahun lalu,” kata dia.

Lewat debat ketiga Pilkada Depok, Pradi ingin publik mengetahui program solusi dari persoalan Kota Depok. Mulai dari kemacetan, pendidikan, kesehatan termasuk tenaga kerja.

“Saat ini kota Depok butuh pemimpin satu kata dengan perbuatan, bukan pemimpin yang sibuk berwacana senang mengoleksi dengan singkatan-singkatan. Kami nomor urut 1 hadir menawarkan perubahan berkomitmen membenahi kota Depok 5 tahun ke depan,” ujar Pradi.