JAKARTA - Pilkada Depok 2020 menjadi ajang tempur 2 kandidat petahana yang memilih pisah ranjang untuk berebut kekuasaan. Kubu Wali Kota Depok Mohammad Idris berpasangan dengan Imam Budi Hartono, kader PKS. Sementara Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna, bergandengan dengan kader PDI-P Afifah Alia. Pertanyaannya dapatkah kubu PDI-P mengalahkan kubu PKS yang sudah berkuasa di Kota Belimbing sejak kota tersebut berdiri sendiri?
Mohammad Idris merupakan kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS. Ia berusaha kembali menjabat wali kota Depok, bersama pasangannya, Imam Budi Hartono yang telah 2 periode duduk di DPRD Jawa Barat.
Idris-Imam memang hanya diusung oleh koalisi tiga partai PKS, Demokrat, dan PPP, serta ditambah satu partai nonparlemen yakni Berkarya. Namun seperti kita tahu, PKS sudah lama mendominasi Depok sejak kota itu menggelar pemilihan langsung pertama pada 2005.
Sementara itu penantang Idris yang merupakan wakilnya di pemerintahan sekarang, Pradi Supriatna, memilih untuk menggeser mantan partnernya tersebut dengan menggandeng Afifah Alia. Afifah adalah kader perempuan PDI-P yang gagal lolos jadi anggota DPR pada Pileg 2019 lalu.
Meski lawannya sulit, Pradi punya modal besar untuk menggoyang kekuasaan kubu PKS: koalisi gemuk. Tak tanggung, ia diusung enam partai sekaligus yakni Gerindra, PDI-P, Golkar, PAN, PKB, dan PSI.
Kemungkinan menang
Duet Pradi-Afifah yang bermodal koalisi gemuk berpotensi untuk mengalahkan rezim PKS di Depok. Hal itu terlihat dari hasil survei terbaru yang menunjukkan pasangan tersebut unggul.
Lembaga Pemantau Pemilu, Democracy And Electoral Empowerment Partnership (DEEP) belum lama ini merilis hasil survei calon wali kota dan wakil wali kota pada Pilkada Depok 2020. Dalam rilisnya yang dikutip Wartakota DEEP mengungkapkan tingkat keterpilihan pasangan Pradi-Afifah unggul sebesar 49,6 persen dari Idris-Imam yang hanya mendapat 47,8 persen.
Metode survei itu memang tak terlalu ajek, karena hanya membagikan formulir di media sosial dengan menggunakan google form. Namun jumlah responden dari penelitian yang dimulai pada 24 Oktober hingga 4 November tersebut cukup banyak yakni 2.684 orang.
Responden juga tersebar di 11 wilayah kecamatan di Kota Depok. Sehingga survei tersebut bisa dijadikan masukan untuk kedua paslon untuk sementara waktu ini.
Keyakinan Pradi dapat menggeser rezim PKS Idris juga muncul dari Pakar Politik UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno. Kata Adi, Pradi punya modal cukup kuat karena selain sebagai petahana, ia juga disokong dua partai besar: Gerindra dan PDIP.
BACA JUGA:
"Pradi walaupun saat ini wakil, potensial bisa mengalahkan Idris, karena sama-sama petahana dan sama-sama tahu dapur perjuangan politik masing-masing," kata Adi dikutip Merdeka.
Menurut Adi, kedua partai besar itu punya banyak sumber daya untuk memenangkan pertarungan. "Gerindra dan PDIP punya segala-galanya untuk memenangkan pertarungan. Pengalaman tanding iya (dalam Pemilu 2014 dan 2019), partai berkuasa iya (di level nasional) dan calon yang diusung petahana," tandasnya.