JAKARTA - Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meninjau Stasiun Pompa Waduk Pluit Timur di Jakarta Utara untuk memastikan pompa berfungsi dalam mengendalikan banjir saat puncak musim hujan.
"Memastikan pompa, ada bantuan pompa dari Jepang, menambah debit untuk membuang air ke laut," kata Heru dilansir ANTARA, Rabu, 19 Oktober.
Kedatangan Heru ke Waduk Pluit dan Stasiun Pompa Pluit itu setelah dirinya bertemu dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono di Jakarta, Senin (17/10).
Selain memastikan operasional pompa, ia juga memastikan semua instalasi juga berfungsi baik dari sisi kelistrikan, hingga pasokan bahan bakar.
"Sudah ada sepuluh pompa di sana," katanya.
Dari sepuluh pompa, di Stasiun Pompa Waduk Pluit Timur itu juga di antaranya ada tiga pompa bantuan hibah dari Jepang.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, stasiun pompa Pluit Timur merupakan salah satu infrastruktur penting untuk drainase kota Jakarta yang diresmikan pada Maret 2014.
BACA JUGA:
Pompa Pluit memiliki area cakupan seluas 34,2 kilometer persegi dan merupakan sistem pengendalian banjir Daerah Aliran Sungai Ciliwung yang mampu menampung debit sebesar 34 meter kubik per detik.
Di stasiun tersebut terpasang tiga pompa bantuan Jepang dengan kapasitas masing-masing lima meter kubik per detik, serta pembangunan tanggul laut di depan Stasiun Pompa Pluit sepanjang 145 meter.
Infrastruktur pompa di Pluit itu diharapkan dapat mengendalikan potensi banjir khususnya saat cuaca ekstrem.
Berdasarkan perkiraan BMKG, puncak musim hujan berpotensi menyebabkan banjir yang diprediksi terjadi pada Januari-Februari 2023.