15 Negara Eropa Ingin Bangun Perisai Langit untuk Antisipasi Serangan Rudal: Minati Arrow-3, Patriot dan IRIS-T
Sistem pertahanan udara pilihan Eropa (searah jarum jam) Arrow 3, Patriot dan IRIS-T. (Wikimedia Commons/US Navy News Service/DoD-Glenn Fawcett/Boevaya mashina. Kolase/VOI)

Bagikan:

JAKARTA - Jerman dan lebih dari selusin negara Eropa berencana membangun sistem pertahanan udara yang melindungi wilayah sekutu dari serangan rudal, melirik sistem Arrow 3 Israel, Patriot AS dan IRIS-T Jerman.

"Dengan inisiatif ini, kami memenuhi tanggung jawab bersama kami untuk keamanan di Eropa, dengan menggabungkan sumber daya kami," kata Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht di sela-sela penandatanganan letter of intent oleh 14 negera di markas NATO, Brussels, Belgia, Kamis dikutip dari Reuters 14 Oktober.

Estonia tidak hadir di acara tersebut tetapi juga akan menjadi bagian dari 'Inisiatif Perisai Langit Eropa (ESSI)'. Secara total itu terdiri dari 14 anggota NATO yang terdiri dari Jerman, Inggris, Slovakia, Norwegia, Latvia, Hongaria, Bulgaria, Belgia, Ceko, Lithuania, Belanda, Rumania, Estonia dan Slovenia, ditambah Finlandia yang tengah menanti keanggotaan pakta pertahanan tersebut.

Untuk pilihan persenjataannya, sistem pertahanan udara berbasis darat seperti unit Patriot Raytheon atau IRIS-T yang lebih baru dikembangkan, tidak terlalu banyak negara Barat, yang enggan menginvestasikan terlalu banyak uang dalam kemampuan militer setelah akhir Perang Dingin.

Perang Rusia di Ukraina telah menyoroti kekurangan tersebut, karena Kyiv berebut untuk memperoleh sebanyak mungkin unit pertahanan udara untuk melindungi kota-kota dan infrastruktur penting dari serangan udara Rusia.

sistem pertahanan udara
Sistem pertahanan udara pilihan Eropa (searah jarum jam) Arrow 3, Patriot dan IRIS-T. (Wikimedia Commons/US Navy News Service/DoD-Glenn Fawcett/Boevaya mashina. Kolase/VOI)

Menteri Lambrecht mengatakan, negara-negara berusaha untuk segera bergerak pada kesepakatan pertama.

"Kami akan bekerja cepat pada proyek bersama pertama, pembelian bersama unit Patriot adalah salah satunya serta sistem modern IRIS-T," terang Menteri Lambrecht. IRIS-T dibangun oleh perusahaan pertahanan Jerman Diehl.

Sementara Patriot dan IRIS-T mencakup pertahanan udara lapisan menengah, negara-negara juga akan membahas sistem pengadaan untuk lapisan yang lebih tinggi, seperti Arrow 3 yang diproduksi oleh Israel, serta sistem jarak pendek yang dirancang untuk melindungi daerah yang lebih kecil atau konvoi militer.

"Kita perlu mengisi celah ini dengan cepat, kita hidup di masa yang mengancam dan berbahaya," jelas Menteri Lambrecht, yang juga mengisyaratkan lebih suka membeli Arrow 3 untuk lapisan yang lebih tinggi.

"Belum ada keputusan yang diambil tetapi saya pikir (Arrow 3) akan menjadi sistem yang tepat, itu akan menjadi sistem yang sangat baik untuk tantangan di Eropa," tandasnya.

Christine Lambrecht
Menteri Pertahanan Jerman Christine Lambrecht. (Wikimedia Commons/U.S. Secretary of Defense)

ESSI diketahui diperjuangkan selama berminggu-minggu oleh Kanselir Jerman Olaf Scholz, yang menyebutnya sebagai "keamanan untuk seluruh Eropa" dalam pidatonya di Praha pada Bulan Agustus, menilai akan lebih ekonomis dan efisien daripada sistem nasional, seperti mengutip Euronews.

Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoan menyambut baik pembentukan inisiatif tersebut, dengan mengatakan dalam sebuah pernyataan, "komitmen ini bahkan lebih penting hari ini, karena kita menyaksikan serangan rudal yang kejam dan tanpa pandang bulu oleh Rusia di Ukraina, yang membunuh warga sipil dan menghancurkan infrastruktur penting."

"Aset baru, yang sepenuhnya dapat dioperasikan dan terintegrasi dengan mulus dalam pertahanan udara dan rudal NATO, akan secara signifikan meningkatkan kemampuan kami untuk mempertahankan aliansi dari semua ancaman udara dan rudal," ujarnya dalam sebuah pernyataan.

"Adalah penting bahwa hal-hal sekarang bergerak cepat sehubungan dengan pengadaan Patriot, sehubungan dengan pengadaan Iris-T dan, tentu saja, sehubungan dengan pengadaan sistem pertahanan yang melampaui itu," papar Geoan.

Diketahui, invasi Rusia ke Ukraina telah mendorong pengaturan ulang postur NATO, dengan sekutu mengirim lebih banyak kemampuan ke sisi timur termasuk jet tempur, kapal perang dan pasukan. Termasuk penambahan pasukan siaga hingga lebih dari 300 ribu mulai tahun depan.