Bagikan:

JAKARTA - Siang ini, para petinggi Korps Bhayangkara --termasuk Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo, merapat ke Istana. Mereka bakal mendengar arahan langsung dari Presiden Jokowi di tengah persoalan Polri yang seperti tak berkesudahan.

Arahan kali ini memang terasa spesial. Bukan apa-apa, Polri sedang dihadapi persoalan maha dahsyat. Dan semuanya persoalan ada nyawa yang melayang.

Semua tahu bagaimana kisah pembunuhan Brigadir J. Dilakoni oleh gerbong Ferdy Sambo, sang penguasa Propam Polri --polisinya polisi. Bak gelombang tsunami, kasus ini bikin babak belur Polri yang para pati dan pamen diduga melakukan obstruction of justice.

Belum juga kasus itu naik ke persidangan, muncul lagi kasus. Bukan sembarang kasus karena seluruh dunia terhenyak.

Ratusan orang tewas dalam Tragedi Kanjuruhan. Dan tudingan lagi-lagi mengarah ke korps baju coklat. Tembakan gas air mata diduga kuat jadi pemicu tewasnya suporter Arema FC.

Presiden Joko Widodo pernah meminta kepolisian terus menjaga ketegasan dan kewibawaan dalam tubuh Polri. Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev

Jadi pengarahan Jumat, 14 Oktober dari Jokowi untuk Polisi memang benar-benar berbeda. Dan Jokowi memberikan banyak permintaan khusus kepada para bintang ini. Permintaan yang terbilang langka.

Seluruh polisi yang datang wajib memakai Pakaian Dinas Lapangan (PDL). Rambut mereka akan terlihat karena Jokowi melarang para bintang ini memakai tutup kepala. Bahkan Jokowi juga membuat permintaan yang sangat tak biasa, dilarang membawa tongkat komando!

Para petinggi Polri yang nantinya hadir juga tak boleh membawa ADC atau ajudan serta ponsel. Mereka hanya diperkenankan membawa buku catatan dan pulpen.

Khusus bintang tiga ke atas, masih diperbolehkan masuk ke Istana melalui pintu 1 jalan Veteran. Tapi dengan dalih lahan parkir yang terbatas, para bintang dua ke bawah disiapkan kendaraan bus dengan titik kumpul di PTIK.

Foto: BPMI Setpres/Kris