Bagikan:

JAKARTA - Sekjen PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut Partai Gerindra tidak pernah menyinggung antitesa meski telah mencalonkan ketua umumnya, Prabowo Subianto sebagai calon presiden. Ini berbeda dengan Partai NasDem yang tiba-tiba menyatakan Anies Baswedan sebagai antitesa Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Alasan inilah yang membuat Hasto mengkritik keras pencalonan Anies Baswedan yang dilakukan oleh partai besutan Surya Paloh tersebut. Menurutnya, pernyataan antitesa itu tidak tepat apalagi NasDem masih menjadi bagian dari pemerintahan Jokowi.

"Pak Prabowo tidak pernah berbicara antitesa, Gerindra tidak pernah berbicara antitesa," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis, 13 Oktober.

Menurutnya, pernyataan antitesa yang dilemparkan oleh Ketua DPP NasDem Zulfan Lindan dapat menciptakan kerumitan.

"Bayangkan, ketika itu disampaikan sebagai suatu antitesa kepada Pak Jokowi. Pak Jokowi sedang menjabat, yang juga sedang didukung oleh partai politik termasuk NasDem," tegasnya.

"Ya kami merespons karena ini menciptakan kerumitan dan persoalan kepada tata pemerintahan," sambung Hasto.

Hasto memastikan kritikan yang disampaikan tak mungkin tanpa data. Dia menyebut semua dibeberkan ke publik secara terang.

"Jadi kami fair, apa yang disampaikan bisa dipertanggungjawabkan secara politik dan akademis, karena risetnya ada," tegasnya.

Sebelumnya, Ketua DPP Zulfan Lindan menyebut Anies Baswedan merupakan anitesa dari Presiden Joko Widodo. Sebab, Gubernur DKI Jakarta itu dinilai memiliki kemampuan berpikir yang berkonsep yang dirumuskan dalam kebijakan.

Menurut Zulfan, tokoh lain yang banyak digadang-gadang bakal menjadi calon presiden (capres) tidak ada yang seperti Anies. Hampir seluruhnya mirip seperti Jokowi.

Atas alasan itulah, Partai NasDem memutuskan mengusung Anies sebagai capers pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

"Jokowi ini kita lihat sebagai tesa, tesis, berpikir dan kerja, tesisnya kan begitu Jokowi. Lalu kita mencari antitesa, antitesannya apa? Dari antitesa Jokowi ini yang cocok itu, Anies," kata Zulfan.

Akibat pernyatannya itu, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh menonaktifkan Zulfan dari jabatan di struktur partai dan dilarang berbicara kepada media massa maupun sosial mengatasnamakan partai.