JAKARTA - Partai Amanat Nasional (PAN) mengkritik pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyebut kondisi hidup masyarakat lebih baik ketika dipimpin Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Wakil Ketua Umum (Waketum) PAN Viva Yoga Mauladi, menilai sikap AHY tidak bijak jika membanding-bandingkan pemerintahan masa lalu dengan sekarang.
"Menurut saya, rasanya tidak elok dan tidak bijak jika ada pernyataan dari pimpinan partai politik yang setelah tidak berkuasa untuk membanding-bandingkan pemerintahan sekarang dengan dirinya dulu," ujar Viva Yoga kepada wartawan, Rabu, 12 Oktober.
Menurut Viva Yoga, setiap pemimpin negara punya tantangan dan masalah yang berbeda-beda seiring perkembangan zaman. Selain itu, kata dia, setiap pemimpin negara juga memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
"Mengapa saya katakan tidak elok dan tidak bijak? Hal ini karena setiap pemimpin negara atau presiden lahir dan hadir dalam waktu tertentu, dengan tantangan masalah tertentu, dengan segala kelemahan dan kelebihan tertentu," jelas Viva.
Viva lantas mempertanyakan tujuan AHY yang membanding-bandingkan pemerintahan SBY dan Jokowi. Menurutnya, AHY seperti terserang dampak post power syndrome atau sindrom pascakekuasaan atas statement tersebut.
"Masyarakat tentu akan bertanya-tanya, apa tujuan membanding-bandingkan seperti itu. Apakah untuk tujuan meningkatkan elektoral partainya agar mendapat simpati rakyat, atau untuk mendiskreditkan pemerintahan Presiden Jokowi, atau terkena dampak post power syndrom?," kata Viva.
BACA JUGA:
Viva pun mengingatkan etika pergaulan politik sangat penting untuk dijaga. Dia justru lebih mengajak semua pihak untuk mencari solusi jika masih ada kekurangan dari pemerintah saat ini, bukan membandingkannya.
"Ide dan gagasan dalam berpolitik sangat penting untuk kesehatan demokrasi, agar kedaulatan rakyat dapat dilaksanakan dengan baik melalui pemilu yang berkualitas dan berintegritas. Saling menjaga etika pergaulan politik," kata Viva.
"Jika masih ada kekurangan dari pemerintah sekarang, mari mencari solusi dengan menawarkan ide dan gagasan yang kontektual, konstruktif, dan bersama-sama untuk merumuskan kebijakan negara yang dapat dijalankan secara operasional," lanjutnya.
Sebelumnya, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menyinggung kehidupan masyarakat di pemerintahan Joko Widodo makin sulit dibandingkan era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Karenanya, dia menilai Indonesia butuh perubahan dan perbaikan.
"Banyak yang hidupnya semakin sulit. Betul? (Betul). Kita tidak ingin membanding-bandingkan ketika Indonesia dipimpin oleh Presiden SBY, ketika Partai Demokrat berada dalam pemerintahan nasional," ujar AHY usai melantik para Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PD di Gor Ciracas, Jakarta Timur, Selasa, 11 Oktober.
Di hadapan kader Demokrat DKI, AHY lantas membanggakan kinerja sang ayah satu dekade silam. Dia mengklaim, hajat hidup rakyat kala itu lebih baik dan sejahtera, bahkan angka kemiskinan juga menurun.
Misalnya, kata AHY, nasib UMKM, buruh hingga guru honorer yang hidupnya makin sulit. Kemudian, tekanan ekonomi datang usai naiknya harga BBM dan bahan pokok.
"Tetapi faktanya memang demikian bahwa ketika itu masyarakat Indonesia hidup lebih baik, hidup lebih sejahtera. Demokrat berada dalam pemerintahan nasional, tapi faktanya memang demikian," sambungnya.