JATENG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) menyebutkan fokus utama penanggulangan korban bencana banjir di Cilacap pada kelompok rentan utamanya ibu dan anak.
"Banjir di Cilacap mulai surut dan dampaknya saat ini telah tertangani, masyarakat tetap dievakuasi, tetap diamankan ke titik aman, utamanya kelompok rentan, ibu, dan anak," kata Kepala Pelaksana Harian BPBD Jateng, Bergas C Penanggungan, di Semarang, Jateng, dikutip dari Antara, Selasa 11 Oktober.
Meski demikian, Bergas mengaku korban bencana di Cilacap cenderung lebih memilih bertahan di rumah masing-masing karena menganggap bencana ini sebagai hal yang biasa.
BPBD menindaklanjutinya, kata dia, dengan melakukan pendampingan korban dalam penanganan bencana ini.
"Selain itu sudah ada dapur umum yang disediakan pemerintah setempat, warga setempat membantu untuk masak. Termasuk relawan juga membantu," ucapnya.
BACA JUGA:
Lebih lanjut, Bergas menuturkan menyalurkan bantuan logistik dari berbagai pihak juga telah disalurkan langsung ke korban terdampak.
"Logistik untuk pengungsi dari Dinas Sosial juga sudah didorong untuk disampaikan ke titik-titik pengungsian," katanya.
Berdasarkan data yang diterima BPBD Jateng hingga sekarang, sekitar 14 kecamatan yang sebelumnya terendam banjir saat ini sebagian besar telah surut seperti di Kecamatan Maos, Kecamatan Gandrungamangu, Kecamatan Kedungreja, Kecamatan Kawunganten, Kecamatan Jeruklegi, Kecamatan Kesugihan, Kecamatan Majenang, dan Kecamatan Sampang.
Banjir dengan ketinggian rata-rata 30-50 centimeter masih menggenangi empat kecamatan yang tersebar di beberapa desa seperti Desa Sidareja, Kecamatan Kroya di Desa Mujurlor, Desa Gentasari, dan Desa Mujur, Desa Kedawung, Desa Sikampuh, Kecamatan Gandrungamangu di Desa Cisumur, Kecamatan Bantarsari di Desa Rawajaya, Desa Binangun, Kecamatan Kampunglaut di Desa Panikel, Kecamatan Adipala di Desa Adiraja, dan di Kecamatan Patimuan, demikian Bergas C Penanggungan.