JAKARTA - Pelaksanaan program edukasi kebencanaan bagi pelajar dinilai penting menyusul menyusul meninggalnya tiga siswa tertimpa tembok roboh di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri 19 Jakarta.
Pakar pendidikan dari Universitas Lambung Mangkurat Prof. H Ahmad Suriansyah, MPd, PhD menilai bencana di MTs 19 Jakarta menimbulkan kematian menunjukkan pentingnya pendidikan mengenai mitigasi disampaikan kepada siswa.
"Di sini juga guru berperan penting dalam pengawasan, atau jangan-jangan banyak dari guru juga tidak mengerti mitigasi bencana," kata dia, dikutip dari Antara, Minggu 9 Oktober.
Ia mengungkapkan, pemahaman mengenai mitigasi yang masih rendah membuat siswa di sekolah itu bermain di halaman sekolah saat banjir. Padahal bermain di luar semasa banjir dan hujan bisa membahayakan keselamatan mereka.
"Apa yang harusnya dilakukan saat banjir menerjang sekolah misalnya, ataupun saat terjadi bencana lainnya seperti gempa bumi, angin puting beliung, dan kebakaran," tuturnya.
BACA JUGA:
Dia mengatakan, sebaiknya edukasi mitigasi bencana disisipkan dalam kegiatan di sekolah agar siswa memahami tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk meminimalkan dampak bencana.
Menurut dia, sekolah bisa bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dalam melaksanakan edukasi mitigasi bencana pada siswa.
Edukasi mitigasi bencana, lanjut dia, bisa dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di sekolah.
"Jadi prinsipnya edukasi mitigasi bencana harus terprogram betul, jangan sampai hanya satu kali saja ketika masa pengenalan peserta didik baru atau bahkan tidak pernah sama sekali," tandasnya.