Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan saktinya Pancasila terletak pada penerapan nilai-nilai di dalamnya menjadi petunjuk dan tujuan hidup sehari-hari sebagai bangsa Indonesia. 

“Kita perlu bergotong royong untuk mewujudkan satuan pendidikan dan ruang-ruang kebudayaan yang aman dan nyaman, yang mengedepankan nilai-nilai inklusivitas, toleransi, serta bebas dari kekerasan,” ujar Nadiem dalam pidatonya, dikutip dari Antara, Sabtu 1 Oktober.

Dia menambahkan saktinya Pancasila terletak pada komitmen bersama dalam mewujudkan kemerdekaan yang sebenar-benarnya merdeka bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk belajar dan untuk berkarya.

“Kemendikbudristek telah berkomitmen untuk terus menghadirkan transformasi yang selalu sejalan dengan pesan Bung Karno dalam pidato lahirnya Pancasila, yakni bahwa di atas kelima dasar Pancasila kita mendirikan negara Indonesia; kekal dan abadi,” jelas dia. 

Untuk itu di atas kelima dasar Pancasila, lanjut dia, pihaknya mengajak masyarakat untuk terus bergerak serentak mewujudkan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya, membawa Indonesia melompat ke masa depan. 

Nadiem menambahkan bahwa sebuah kebanggaan dan kebahagiaan, bagaimana Indonesia telah menunjukkan kepada dunia bahwa bangsa kita mampu pulih lebih cepat dan bangkit lebih kuat.

“Di forum-forum internasional seperti G20, serta Transforming Education Summit dan MONDIACULT yang diselenggarakan PBB, kita memperkenalkan nilai-nilai luhur yang menjadi identitas bangsa Indonesia, seperti gotong royong, Bhinneka Tunggal Ika, serta Pancasila,” jelas dia.

Keunggulan Indonesia di panggung global adalah hasil dari gerakan Merdeka Belajar dan Merdeka Berbudaya yang terus didorong dan kuatkan bersama.

“Dengan terobosan Kurikulum Merdeka yang mengedepankan pembelajaran berbasis projek, termasuk projek penguatan profil Pelajar Pancasila, anak-anak Indonesia didorong menjadi pembelajar sepanjang hayat yang beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif,” tambah dia. 

Di samping itu, para seniman dan budayawan saat ini semakin tergerak untuk berkarya dalam semangat gotong royong dengan terobosan dana abadi kebudayaan dan kanal budaya pertama di Indonesia. Ruang ekspresi dan apresiasi semakin terbuka lebar dengan menguatnya komunitas, serta lembaga dan organisasi seni dan budaya.