Bagikan:

MEDAN - Empat tengkorak manusia ditemukan warga di Sungai Aek Situmandi, Desa Siraja Hutagalung, Kecamatan Siatas Barita, Kabupaten Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara.

Kapolres Taput AKBP Johanson Sianturi mengatakan, keempat tengkorak tersebut ditemukan warga bernama Edu Tarihoran (69). Tengkorak itu ditemukan di dalam peti mati yang terbuat dari pohon enau yang sudah terlihat usang.

"Saksi menemukan tengkorak tersebut saat masuk ke sungai untuk mencari besi-besi bekas untuk diperjualbelikan," kata AKBP Johanson, Rabu 28 September.

AKBP Johanson menjelaskan, tengkorak itu pertama ditemukan saat saksi melihat batang pohon enau yang sudah membusuk muncul ke atas. Melihat itu, timbul rasa penasaran saksi untuk mengetahui isi pohon tersebut.

"Setelah mendekat lalu penasaran untuk membuka batang pohon tersebut dan setelah terbuka lalu melihat tengkorak manusia di dalam," ujarnya. 

Setelah itu, saksi Edy pulang dan menceritakan temuan tengkorak itu kepada tetangganya. Namun karena hari sudah menjelang malam, warga sekitar memutuskan untuk melihat tengkorak tersebut pada keesokan harinya dengan didampingi petugas kepolisian.

Keesokan harinya, warga yang didampingi polisi menuju lokasi temuan tengkorak tersebut. Saat di lokasi, warga bersama polisi langsung membuka peti yang terbuat dari batang pohon enau tersebut. 

"Lalu dibuka kelihatan di dalamnya ada tengkorak manusia yang dinilai telah berusia lebih dari 200 tahun. Diduga kuat merupakan leluhur marga Hutagalung," ucapnya.

Kepala Desa Diraja Hutagalung, Japatar Hutagalung juga meyakini tengkorak tersebut merupakan leluhur mereka dari marga Hutagalung yang dikebumikan sekitar 200 tahun yang lalu.

Menurut Japatar, sungai tempat temuan tengkorak tersebut dulunya tidak selebar sekarang. Namun, karena perubahan ekosistem, debit air semakin besar sehingga lahan pertanian dan pekuburan menjadi aliran sungai. 

"Jadi pinggiran sungai ini dulunya tempat bercocok tanam warga desa kami. Serta sebagian membuat menjadi lokasi penguburan nenek-neneknya," jelasnya

"Saya meyakini bahwa tengkorak itu bukanlah tengkorak yang ada hubungannya dengan tindak pidana," sambungnya

Karena itu, Japatar meminta kepada polisi untuk menunggu upaya penelusuran yang dilakukan masyarakat dan tetua desa Siraja Hutagalung atas asal usul kerangka tengkorak tersebut. 

"Tengkorak tersebut yang nantinya akan dimakamkan secara layak di tempat pemakaman umum melalui prosesi adat," kata dia.