JAKARTA – Arkeolog asal China berhasil menyusun kembali wajah pria yang lahir di Zaman Neolitikum menggunakan pemodelan 3D. Ada dua wajah yang direkonstruksi setelah ditemukan di dekat Sungai Kuning.
Pria pertama diyakini berumur 40 tahun dan hidup sekitar 5.600 tahun lalu selama kebudayaan Yangshao. Sementara itu, pria lainnya diyakini berusia sekitar 50 tahun dan hidup sekitar 4.000 tahun lalu di periode yang berbeda, yaitu kebudayaan Longshan.
Penyusunan wajah dua pria ini berhasil dilakukan setelah para peneliti menemukan berbagai tengkorak di Desa Yangshao, Henan. Mereka telah menggali selama bertahun-tahun dan di tahap penggalian keempat yang dimulai pada Agustus 2020, tengkorak mulai ditemukan.
Meski penggaliannya sudah dimulai sejak lama, proyek rekonstruksi wajahnya baru dimulai tahun lalu bersama lembaga Henan. Para arkeolog juga berkolaborasi dengan berbagai organisasi untuk menyusun kembali tengkorak yang mereka temukan.
"Proyek ini memberi kita pandangan sekilas ke wajah para leluhur kita, memberikan wawasan nyata tentang beragam budaya dalam masyarakat kuno," kata Li Shiwei, Wakil direktur Departemen Penelitian Arkeologi Prasejarah di Institut Warisan Budaya dan Arkeologi Provinsi Henan.
BACA JUGA:
Potret 3D yang lembaga itu hasilkan telah dirilis pada Selasa, 24 September lalu. Untuk menciptakan pemodelan 3D yang akurat, para arkeolog berusaha mengumpulkan banyak titik data pada tengkorak karena catatan tertulis atau visualisasi yang tidak tersedia
Hal ini dilakukan agar potret 3D yang dihasilkan bisa lebih akurat. Meski kurangnya pengetahuan mengenai wajah manusia di masa tersebut, Li yakin bahwa lembaganya berhasil membuat rekonstruksi wajah yang hampir akurat.
"Kami yakin keakuratan rekonstruksi kami dapat mencapai sekitar 90 persen," kata Li terkait penemuan tersebut. Kini, para ilmuwan sedang melakukan penelitian tahap berikutnya, yaitu mengamati DNA pada tengkorak untuk mengungkapkan sejarah manusia di masa lampau.