SURABAYA - Puluhan jemaah umrah asal Jawa Timur gagal terbang akibat tidak bisa memvalidasi dokumen kesehatan karena tidak ada petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) berjaga di Terminal 2 Bandara Internasional Juanda Surabaya, Senin, 26 September.
Kepala KKP Kelas I Surabaya, Slamet Mulsiswanto, menyebut tidak adanya petugas di bandara karena tidak diberitahu oleh maskapai penerbangan.
"Selama ini kita koordinasi lewat WhatsApp grup. Pada Minggu, saya sudah menanyakan informasi terkait jemaah umrah yang akan berangkat hari Senin. Tapi informasi yang disampaikan (maskapai) menyebut ada rombongan jemaah pukul 10.00 WIB yang akan terbang ke Tanah Suci, sehingga petugas baru standby jam 07.00 WIB," kata Slamet dikonfirmasi, Rabu, 28 September.
Karena tak ada penerbangan, lanjut Slamet, petugas KKP Surabaya tak menempatkan petugas di bagian validasi. Alasan itulah petugas KKP baru standby di Bandara pukul 07.00 WIB.
"Kami punya SOP setiap harinya, 3-4 jam sebelum keberangkatan pesawat jemaah umrah, petugas kami sudah standby untuk validasi. Itu pun jika ada informasi dari maskapai, karena yang memiliki jadwal penerbangan adalah maskapai," katanya.
Sementara itu, Humas Angkasa Pura Bandara Juanda Surabaya, Yuristo Ardhi Hanggoro, memastikan sebanyak 31 dari 94 jemaah umrah asal Jawa Timur sudah berangkat ke Arab Suadi. Sementara 63 jemaah sisanya masih belum jelas nasibnya hingga Rabu, 28 September 2022.
"Sebanyak 31 jemaah sudah berangkat melalui Bandara Soekarno-Hatta Jakarta, kemudian lanjut ke Bandara Kuala Lumpur Malaysia Selasa kemarin. Sementara sisanya sampai saat ini masih menunggu di hotel," kata Yuris.
BACA JUGA:
Sebelumnya, puluhan jemaah umrah Jawa Jatim gagal berangkat ke Tanah Suci. Musababnya, mereka belum divalidasi, karena Petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Kelas 1 Surabaya saat itu tidak ada di Bandara Juanda pada Senin, 26 September.
Jemaah umrah yang gagal berangkat itu berasal dari berbagai daerah di Jatim, seperti Probolinggo, Jember, Bondowoso dan Situbondo. Gagalnya 63 jemaah umrah berangkat ke tanah suci ini lantaran tidak adanya petugas validasi dokumen Internasional Certificate Vaccination (ICV) di bandara.
Ketua Asosiasi Muslim Penyelengara Haji dan Umrah Republik Indonesia (AMPHURI) Jawa Timur Sofyan Arif menilai, 63 jemaah umrah yang gagal berangkat itu karena kelalaian petugas Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya.
Padahal, kata dia, penerbangan internasional membutuhkan screening dan verifikasi kesehatan penumpang pesawat, tetapi petugas KKP tidak ada di bandara.
Tanpa ada verifikasi kesehatan dari KKP, pihak imigrasi di Bandara Juanda pun tidak mengizinkan 63 jemaah umrah untuk terbang.